[Medan | 29 April 2025] Harga emas dunia kembali mengalami pelemahan seiring dengan meredanya ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, serta penguatan indeks dolar AS.
Pada perdagangan Senin (28/4/2025) hingga pukul 06.08 WIB, harga emas di pasar spot tercatat melemah tipis 0,07% ke posisi US$ 3.315,20 per troy ons. Pada perdagangan sebelumnya, Jumat (25/4/2025), harga emas sudah turun lebih dalam sebesar 0,90% ke level US$ 3.318,20 per troy ons.
Penurunan harga emas pada akhir pekan lalu dipicu oleh penguatan dolar AS dan kabar positif dari hubungan dagang AS-China. Beijing dilaporkan tengah mempertimbangkan untuk membebaskan beberapa produk impor asal AS dari tarif tambahan sebesar 125%. Pemerintah China bahkan meminta para pelaku bisnis untuk mengidentifikasi barang-barang yang dapat dibebaskan dari tarif tersebut. Langkah ini memberikan sinyal positif bahwa ketegangan dagang mulai mereda, sehingga mengurangi permintaan emas sebagai aset safe haven.
Padahal sebelumnya, emas sempat mencapai rekor tertinggi di US$ 3.500,05 per troy ons dan melonjak lebih dari 25% sepanjang tahun ini, didukung oleh meningkatnya ketegangan geopolitik serta kuatnya permintaan dari bank sentral global. Namun, dengan meredanya ketegangan perdagangan dan penguatan dolar, harga emas tertekan dalam beberapa hari terakhir.
Ke depan, pergerakan harga emas diperkirakan akan menghadapi tantangan tambahan. Fokus pasar kini tertuju pada rilis data ekonomi penting dari AS, khususnya data inflasi Personal Consumption Expenditures (PCE) tahunan yang akan diumumkan pada Rabu (30/4/2025). Proyeksi saat ini memperkirakan inflasi PCE tahunan akan naik menjadi 2,5%, yang berpotensi memperkuat alasan bagi Federal Reserve (The Fed) untuk mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama.
Jika data inflasi menunjukkan pelemahan dan data tenaga kerja memburuk, emas berpeluang mendapatkan dorongan kenaikan, karena kemungkinan The Fed akan mempercepat penurunan suku bunga. Sebaliknya, inflasi yang lebih tinggi dari ekspektasi bisa mendorong The Fed menunda pemangkasan suku bunga, yang berpotensi menekan harga emas lebih dalam.
Suku bunga AS memiliki pengaruh besar terhadap harga emas. Pemangkasan suku bunga cenderung melemahkan dolar AS dan menurunkan imbal hasil obligasi pemerintah AS (US Treasury), dua faktor yang menguntungkan bagi harga emas. Pasalnya, emas dihargai dalam dolar AS dan tidak menawarkan imbal hasil, sehingga pelemahan dolar dan turunnya yield membuat emas menjadi lebih menarik bagi investor.