[Medan | 2 Mei 2025] Harga emas dunia kembali melemah pada Kamis (1/5/2025), memperpanjang tren penurunan selama tiga sesi berturut-turut dan menyentuh titik terendah dalam dua pekan terakhir. Penurunan ini terjadi seiring dengan meredanya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan sejumlah mitra dagangnya, yang mengurangi minat investor terhadap emas sebagai aset lindung nilai (safe haven).
Pada pukul 05.15 WIB, harga emas tercatat turun 0,40% ke level US$ 3.276,62 per troy ons. Kendati demikian, sepanjang bulan April, harga emas masih mampu mencatatkan kenaikan signifikan sebesar 5,27%.
Faktor utama pelemahan ini adalah kabar positif dari hubungan dagang AS, khususnya dengan China, India, Korea Selatan, dan Jepang. Presiden Donald Trump menyatakan bahwa AS tengah menjajaki kesepakatan dagang dengan beberapa negara tersebut. Selain itu, China juga menunjukkan sinyal positif dengan membebaskan beberapa produk AS dari tarif balasan, mengindikasikan keinginan untuk meredakan ketegangan.
Trump juga mengumumkan rencana pengurangan pajak impor atas suku cadang asing untuk mendukung industri otomotif dalam negeri, serta memastikan kendaraan impor tak lagi dikenai tarif berganda. Langkah ini dinilai sebagai upaya membangun stabilitas dagang melalui jalur perjanjian jangka panjang, bukan tarif sepihak.
Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menambahkan bahwa sejumlah mitra dagang utama telah mengajukan proposal konstruktif untuk menghindari eskalasi tarif tambahan. Hal ini semakin menumbuhkan optimisme pasar terhadap perbaikan hubungan perdagangan global.
Di sisi lain, penguatan dolar AS turut memberikan tekanan tambahan terhadap harga emas. Sebagaimana diketahui, dolar yang lebih kuat membuat harga emas menjadi lebih mahal bagi investor luar negeri, sehingga permintaan menurun.
Seiring dengan meredanya kekhawatiran global dan meningkatnya optimisme pasar, investor mulai beralih dari aset safe haven ke aset berisiko yang menawarkan imbal hasil lebih tinggi. Hal ini tidak hanya menekan harga emas, tetapi juga berdampak pada pasar obligasi yang umumnya menjadi tujuan lindung nilai saat ketidakpastian meningkat. Penurunan harga emas ini menjadi sinyal bahwa risk appetite investor meningkat, dan aliran dana bisa bergeser menuju saham atau obligasi korporasi yang memberikan kupon lebih menarik.
Analis Vibiz Research Center memperkirakan bahwa tren pelemahan harga emas masih dapat berlanjut dalam waktu dekat, terutama jika optimisme terhadap negosiasi dagang semakin menguat. Secara teknikal, harga emas diperkirakan akan bergerak dalam kisaran support di US$ 3.202 hingga US$ 3.171 per troy ons. Jika terjadi pembalikan arah, level resistance berada di rentang US$ 3.282 hingga US$ 3.331.