[Medan | 10 September 2024] Harga minyak dunia mulai mengalami rebound setelah sebelumnya mencatat level terendah dalam 14 bulan terakhir, didorong oleh sentimen potensi OPEC+ untuk menunda rencana kenaikan produksi.
Pada penutupan perdagangan Jumat (6/9/2024), minyak mentah WTI berjangka ditutup di level US$67,67 per barel, yang merupakan level terendah sejak awal Juli 2023. Sementara itu, minyak Brent ditutup di US$71,06 per barel, turun 2,24% dalam satu hari dan mengalami tren penurunan selama enam hari berturut-turut, mencapai titik terendah sejak awal Mei 2023.
Selama sepekan, harga minyak Brent tercatat turun 9,82%, dan WTI turun 7,99%. Namun, pada Senin pagi (9/9/2024), minyak dunia mulai bangkit, dengan WTI naik 1,43% dan Brent menguat 1,39%.
Rebound harga minyak ini terkait dengan diskusi OPEC+ mengenai penundaan kenaikan produksi yang sebelumnya direncanakan untuk Oktober. Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, termasuk Rusia, sempat mengumumkan rencana kenaikan produksi sebesar 180.000 barel per hari, namun kondisi harga yang menurun dan permintaan yang melemah mendorong mereka untuk mempertimbangkan penundaan.
Penurunan harga minyak sebelumnya dipicu oleh prospek peningkatan pasokan di tengah menurunnya permintaan global, terutama setelah data tenaga kerja AS yang mengecewakan memperkuat tanda-tanda pelemahan ekonomi di AS. Selain itu, data ekonomi yang lemah dari China, sebagai importir minyak terbesar di dunia, turut memperburuk prospek ekonomi global.