[Medan, 04 Desember 2023] Harga minyak mentah dunia mengalami penurunan dalam sepekan terakhir sebagai respons terhadap penundaan rapat OPEC+ dari 26 November menjadi 30 November 2023. Investor menunjukkan ketidakyakinan terhadap komitmen pemotongan produksi OPEC+, memicu penurunan harga minyak.
Pada penutupan perdagangan Jumat (1/12/2023), harga minyak mentah WTI mengalami penurunan sebesar 2,49% menjadi US$74,07 per barel, sedangkan minyak mentah Brent terjun 4,77% ke posisi US$78,88 per barel.
Dalam satu minggu terakhir, harga minyak mentah WTI turun 1,95%, sementara minyak mentah Brent mengalami penurunan sebesar 2,11%.
Keputusan produsen OPEC+ untuk memangkas produksi sekitar 2,2 juta barel per hari pada kuartal pertama tahun depan tidak sepenuhnya diresapi oleh pasar. Meskipun Arab Saudi dan Rusia menyatakan pemotongan sukarela sebesar 1,3 juta barel per hari, tetapi para analis melihatnya dengan skeptis.
Pedagang minyak melihat pengumuman tersebut dengan hati-hati, dan analis OANDA, Craig Erlam, menyatakan bahwa pemotongan tersebut memerlukan waktu untuk dikonfirmasi dan akan memakan waktu berminggu-minggu hingga berbulan-bulan.
Skeptisisme pasar juga mencuat karena pemotongan yang disepakati bersifat sukarela, tanpa revisi kolektif terhadap target produksi OPEC+. Hal ini menimbulkan keraguan apakah produsen minyak akan menerapkannya sepenuhnya dan bagaimana pemotongan tersebut akan diukur.
Jerome Powell, Ketua The Federal Reserve AS, mengindikasikan kehati-hatian dalam menetapkan suku bunga dengan alasan risiko “pengetatan yang kurang dan terlalu ketat menjadi seimbang.”
Data manufaktur AS menunjukkan kelemahan yang berlanjut, dengan lapangan kerja di sektor tersebut mengalami penurunan pada bulan November. Investor terus mengamati aktivitas manufaktur global yang belum pulih sepenuhnya akibat permintaan yang rendah.
Pembicaraan untuk memperpanjang gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang gagal pada Jumat memicu kekhawatiran atas potensi eskalasi konflik yang dapat mengganggu pasokan minyak. Meskipun konflik di Gaza belum memberikan dampak signifikan terhadap pasokan minyak global.
Amerika Serikat memberlakukan sanksi tambahan terkait batasan harga minyak Rusia, sementara jumlah rig minyak AS naik menjadi 505, mencapai level tertinggi sejak September.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada KTT COP28 di UEA menyerukan masa depan tanpa pembakaran bahan bakar fosil sama sekali. Manajer keuangan memangkas posisi net long minyak mentah berjangka AS dan opsi, menunjukkan kecemasan pasar terhadap prospek industri minyak.