[Medan | 11 April 2025] Inflasi Amerika Serikat mengalami pelambatan tak terduga pada Maret 2025, membuka peluang semakin besar bagi The Federal Reserve untuk mulai melonggarkan kebijakan moneternya dalam waktu dekat. Data ini menjadi sinyal penting di tengah kekhawatiran pasar terhadap perlambatan ekonomi dan dampak lanjutan dari kebijakan tarif Presiden Donald Trump.
Indeks harga konsumen (Consumer Price Index/CPI) inti, yang mengecualikan harga makanan dan energi yang volatil, hanya naik 0,1% secara bulanan—kenaikan terendah dalam sembilan bulan terakhir. Secara tahunan, CPI inti meningkat 2,8%, level terendah sejak hampir empat tahun terakhir. Sementara itu, CPI utama secara keseluruhan mencatat penurunan 0,1% dari bulan sebelumnya, penurunan pertama dalam hampir lima tahun, meskipun secara tahunan masih naik 2,4%.
Data ini jauh di bawah ekspektasi pasar, yang sebelumnya memperkirakan CPI inti akan naik 0,3% dan CPI utama akan meningkat 0,1%. Kelemahan inflasi didorong oleh penurunan harga energi, mobil bekas, tiket pesawat, serta melambatnya pertumbuhan harga pakaian.
Dengan inflasi yang kini menunjukkan pelambatan nyata, tekanan terhadap The Fed untuk menurunkan suku bunga semakin besar. Risalah pertemuan terakhir The Fed mencerminkan kekhawatiran akan risiko inflasi yang tinggi di tengah tanda-tanda perlambatan pertumbuhan ekonomi. Beberapa pejabat bahkan mulai mengisyaratkan bahwa kompromi kebijakan mungkin diperlukan jika risiko-risiko tersebut meningkat.
Saat ini, pelaku pasar memperkirakan probabilitas sebesar 72% bahwa The Fed akan mulai menurunkan suku bunga pada pertemuan bulan Juni. Lingkungan inflasi yang mulai melemah memperkuat argumen tersebut, terutama karena imbal hasil riil mulai naik, yang berpotensi memperketat kondisi keuangan jika tidak diimbangi oleh pelonggaran moneter.
Namun, arah kebijakan The Fed masih bergantung pada data berikutnya, terutama terkait ketahanan konsumsi dan perkembangan pasar tenaga kerja. Selain itu, risiko tambahan datang dari kebijakan fiskal Trump, khususnya potensi kenaikan inflasi akibat tarif tambahan yang belum sepenuhnya tercermin dalam data Maret.