[Medan | 12 Desember 2024] Indeks Harga Konsumen (CPI) AS untuk November menunjukkan kenaikan 2,7% dari tahun ke tahun, sesuai dengan perkiraan. Core CPI, yang tidak termasuk makanan dan energi, naik 3,3%, juga sesuai dengan ekspektasi. Meskipun inflasi masih berada di atas target The Fed sebesar 2%, data ini memperkuat keyakinan pasar bahwa The Fed akan memangkas suku bunga dalam pertemuan pada 18 Desember mendatang.
Pasalnya, inflasi AS telah menurun secara signifikan sejak mencapai puncaknya di 9,1% pada Juni 2022, yang merupakan level tertinggi dalam 40 tahun. Penurunan ini terjadi secara bertahap selama dua tahun terakhir, dengan angka inflasi terendah tercatat sebesar 2,4% pada September lalu, sebelum naik tipis menjadi 2,6% di Oktober dan 2,7% di November.
Adapun setelah rilis data ini, peluang pemangkasan suku bunga oleh The Fed semakin besar. Perangkat CME FedWatch mencatat probabilitas langkah tersebut telah meningkat menjadi lebih dari 99,9%, naik dari 89% sebelumnya.
Jika pemangkasan suku bunga kembali dilakukan pekan depan, suku bunga acuan akan berada di kisaran 4,25%-4,50%. Investor menyambut langkah ini dengan harapan bahwa kebijakan moneter yang lebih longgar dapat mempertahankan momentum pertumbuhan ekonomi AS. Namun, langkah tersebut juga akan dihadapkan pada tantangan baru dari kebijakan Presiden terpilih Donald Trump, yang kembali memenangkan pemilu.
Trump, yang akan dilantik pada Januari mendatang, telah memperbarui rencananya untuk menerapkan tarif impor. Kebijakan ini diperkirakan dapat memicu tekanan inflasi tambahan, meskipun Trump berargumen bahwa tarif “tidak membebani rakyat Amerika.” Pendapat tersebut bertolak belakang dengan pandangan mayoritas ekonom, yang menilai bahwa tarif cenderung meningkatkan biaya barang dan jasa.
Selain kebijakan tarif, hubungan Trump dengan Federal Reserve juga menjadi perhatian pasar. Selama masa kampanye, Trump beberapa kali menyatakan bahwa Gedung Putih seharusnya memiliki pengaruh lebih besar dalam menentukan kebijakan moneter. Namun, Ketua The Fed Jerome Powell menegaskan bahwa lembaga tersebut akan tetap independen, bahkan jika berada di bawah tekanan dari pemerintahan baru.
Dengan inflasi yang masih stabil di bawah 3% dan potensi kebijakan fiskal yang dapat menambah tekanan harga, pasar memproyeksikan bahwa The Fed kemungkinan akan menghentikan sementara perubahan suku bunga pada awal tahun depan. Namun, jika inflasi kembali meningkat akibat kebijakan Trump, Federal Reserve mungkin akan dipaksa untuk menaikkan suku bunga lagi guna menjaga stabilitas ekonomi.