[Medan | 3 Desember 2024] Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) pada November 2024 mencatat inflasi sebesar 0,30% secara bulanan (month-to-month/mtm). Sementara itu, secara tahunan (year-on-year/yoy), inflasi mencapai 1,55%.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menjelaskan bahwa dibandingkan November 2023, kelompok pengeluaran yang menjadi penyumbang terbesar inflasi bulanan adalah makanan, minuman, dan tembakau, dengan inflasi sebesar 0,78% dan kontribusi 0,22% terhadap inflasi. Komoditas utama yang memengaruhi inflasi di kelompok ini adalah bawang merah dan tomat, yang masing-masing menyumbang 0,10%.
Selain itu, komoditas lain seperti emas perhiasan (0,04%), daging ayam ras, dan minyak goreng (masing-masing 0,03%) juga memberikan kontribusi. Komoditas seperti bawang putih, ikan segar, rokok kretek mesin, angkutan udara, dan kopi bubuk masing-masing menyumbang inflasi sebesar 0,01%.
Berdasarkan data bulanan, inflasi November 2024 yang mencapai 0,30% terutama disebabkan oleh komponen bergejolak. Komponen inti mencatat inflasi sebesar 0,17%, memberikan kontribusi 0,11%, dengan emas perhiasan, minyak goreng, dan kopi bubuk menjadi penyumbang utama. Selain itu, komponen harga yang diatur pemerintah mencatat inflasi 0,12% dengan andil 0,02%.
Menurut Nafan Aji Gusta, Senior Market Analyst di Mirae Asset Sekuritas, laju inflasi yang terkendali berdampak positif pada emiten sektor ritel. Nafan menilai emiten ritel akan mendapatkan manfaat dari peningkatan konsumsi domestik menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025, yang didorong oleh program diskon dan promosi. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan penjualan emiten peritel.
Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan sejumlah saham yang layak dicermati oleh investor, termasuk AKRA, ASII, BBCA, BBNI, BBRI, BMRI, BUKA, GOTO, ITMG, KLBF, MDKA, MEDC, PGAS, SMGR, TLKM, ULTJ, dan UNTR. Untuk sektor ritel, Nafan secara khusus merekomendasikan saham ERAA dan ACES.