[Medan | 20 Juni 2024] Data resmi yang dirilis pada hari Rabu, 19 Juni 2024, menunjukkan bahwa inflasi di Inggris telah kembali ke target 2% pada bulan Mei, untuk pertama kalinya dalam hampir tiga tahun. Hal ini menandakan mulai meredanya dampak ekonomi dari pandemi Covid-19 dan invasi Rusia ke Ukraina, sebuah perkembangan yang krusial menjelang pemilu nasional pada bulan Juli mendatang.
Adapun data bulan Mei menunjukkan bahwa inflasi harga jasa, yang dianggap Bank of England (BoE) sebagai indikator yang lebih baik untuk risiko inflasi jangka menengah, mencapai 5,7%. Meskipun ini turun dari 5,9% pada bulan April, angka tersebut masih sedikit lebih tinggi dari prediksi ekonom yang memperkirakan 5,5%. Sementara itu, inflasi harga konsumen tahunan turun dari 2,3% di bulan April menjadi 2%, sesuai dengan ekspektasi ekonom yang disurvei oleh Reuters.
Penurunan inflasi ini juga jauh lebih signifikan dibandingkan dengan zona euro atau Amerika Serikat, yang masing-masing mencatat inflasi harga konsumen sebesar 2,6% dan 3,3% pada bulan Mei. Hal ini menghilangkan kekhawatiran sebelumnya bahwa inflasi di Inggris akan lebih sulit diatasi. Namun, BoE menyatakan bahwa meskipun inflasi telah kembali ke target, hal ini tidak cukup untuk segera menurunkan suku bunga.
Menurut Azad Zangana, ekonom senior Eropa dan ahli strategi di Schroders, tekanan ke atas dapat kembali terjadi pada paruh kedua tahun ini, karena Inggris menghapuskan batasan harga energinya secara bertahap. Adapun mayoritas ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan bahwa BoE akan mulai menurunkan suku bunga dari level tertinggi 16 tahun sebesar 5,25% pada bulan Agustus, sedangkan pasar keuangan memprediksi penurunan suku bunga akan terjadi pada bulan September.