[Medan | 13 Agustus 2025] Inflasi konsumen Amerika Serikat (AS) pada Juli 2025 tercatat naik 2,7% secara tahunan (year-on-year/yoy), sama seperti bulan sebelumnya dan sedikit di bawah perkiraan pasar sebesar 2,8%. Data yang dirilis Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS) pada Selasa (12/8/2025) ini menunjukkan bahwa laju kenaikan harga belum memicu kekhawatiran baru di pasar.
Secara bulanan (month-on-month/mom), indeks harga konsumen (CPI) meningkat 0,2%, sesuai ekspektasi dan melambat dibandingkan kenaikan 0,3% pada Juni. Jika komponen pangan dan energi yang cenderung bergejolak dikeluarkan, inflasi inti (core CPI) tercatat naik 3,1% yoy pada Juli, lebih tinggi dari 2,9% pada Juni dan melampaui perkiraan 3,0%. Secara bulanan, core CPI naik 0,3%, meningkat dari 0,2% di bulan sebelumnya.
BLS mencatat, kenaikan harga pada beberapa kategori didorong oleh tarif impor yang lebih tinggi, namun dampaknya belum meluas. Sejumlah analis menilai efek penuh dari tarif baru kemungkinan baru akan terasa setelah persediaan lama habis dan harga penyesuaian mulai diberlakukan.
Rilis data ini memperkuat ekspektasi pasar bahwa inflasi yang masih terkendali memberi ruang bagi Federal Reserve (The Fed) untuk memangkas suku bunga acuan pada pertemuan kebijakan September mendatang. Berdasarkan CME FedWatch Tool, peluang pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin melonjak menjadi lebih dari 90% pasca rilis CPI, dari sebelumnya sekitar 86%.
Ekspektasi tersebut juga sejalan dengan laporan ketenagakerjaan Juli yang melemah, serta pernyataan sejumlah pejabat The Fed yang menyatakan kesiapan untuk mendukung penurunan suku bunga guna mengantisipasi perlambatan pasar tenaga kerja dan risiko terhadap pertumbuhan ekonomi.