[Medan | 24 Juni 2025] Harga minyak dunia mengalami tekanan signifikan pada awal pekan ini setelah konflik antara Amerika Serikat dan Iran memanas, namun kemudian mulai mereda seiring upaya gencatan senjata.
Pada perdagangan Senin malam waktu New York, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) sempat jatuh lebih dari 7% ke bawah level US$70 per barel, setelah Iran melakukan serangan balasan terhadap fasilitas militer AS di Qatar dan Irak sebagai respons atas serangan udara AS terhadap situs nuklir utama Iran akhir pekan lalu. Meskipun serangan Iran berhasil diantisipasi dan tidak mengenai fasilitas energi, sentimen pasar tetap terguncang.
Di tengah ketegangan tersebut, Presiden AS Donald Trump secara mengejutkan mengumumkan kesepakatan gencatan senjata total antara Iran dan Israel yang dijadwalkan berlaku dalam beberapa jam. Pernyataan ini langsung meredam kekhawatiran eskalasi konflik lebih lanjut, dan turut menekan harga minyak.
Para pelaku pasar menilai bahwa langkah ini bisa membuka ruang bagi penurunan suku bunga acuan The Fed pada bulan mendatang, seiring menurunnya risiko geopolitik dan potensi pelemahan ekonomi global akibat konflik.
Meskipun begitu, ketidakpastian belum sepenuhnya sirna. Parlemen Iran telah menyetujui usulan untuk menutup Selat Hormuz, jalur pelayaran strategis yang dilewati sekitar 20% perdagangan minyak dan gas dunia. Meski keputusan akhir masih berada di tangan Dewan Keamanan Nasional Iran, ancaman tersebut cukup untuk menambah premi risiko pada harga minyak.
Lembaga keuangan seperti Goldman Sachs bahkan memperkirakan bahwa jika penutupan benar-benar terjadi, harga minyak Brent bisa melonjak ke kisaran US$100 hingga US$110 per barel.
Analis global memperingatkan bahwa penutupan Selat Hormuz akan berdampak luas terhadap rantai pasok energi global, mendorong inflasi, serta memperlambat pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain, beberapa pengamat menilai Iran kemungkinan tidak akan benar-benar menutup jalur tersebut, mengingat dampaknya terhadap perekonomian mereka sendiri yang sangat bergantung pada ekspor energi.
Saat ini, harga minyak Brent masih berfluktuasi di kisaran US$75 per barel, sementara WTI bertahan di sekitar US$69–70 per barel. Pasar akan terus mencermati pergerakan diplomatik berikutnya serta keputusan strategis dari Iran dan negara-negara produsen minyak utama dunia, termasuk OPEC+, yang bisa menentukan arah harga energi dalam beberapa pekan ke depan.