[Medan | 29 Oktober 2025] Menjelang rapat kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed) pada 28–29 Oktober 2025, pelaku pasar menyoroti perdebatan di antara dua kubu, yakni mereka yang memperkirakan pemangkasan suku bunga dan mereka yang menilai The Fed akan menahan suku bunga acuan.
Sebagian besar analis memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) untuk kedua kalinya tahun ini. Langkah tersebut didorong oleh melambatnya pasar tenaga kerja dan inflasi yang mulai terkendali, dengan Indeks Harga Konsumen (CPI) September hanya naik 3% secara tahunan.
Menurut data CME Group FedWatch, peluang pemangkasan suku bunga sebesar 25 bps mencapai sekitar 97%, sehingga pasar hampir sepenuhnya memperkirakan adanya pelonggaran moneter. Jika terwujud, suku bunga acuan AS akan berada di kisaran 3,75%–4,00%.
Namun, sejumlah analis lainnya menilai The Fed berpotensi menahan suku bunga karena inflasi masih di atas target 2% dan data ketenagakerjaan belum menunjukkan pelemahan signifikan. Mereka menilai bank sentral akan menjaga fleksibilitas kebijakan untuk beberapa bulan ke depan, sambil menunggu data ekonomi yang lebih lengkap.
Ketua The Fed Jerome Powell diperkirakan juga akan berhati-hati dalam menyampaikan panduan kebijakan (forward guidance), tanpa memberi sinyal pasti mengenai arah suku bunga selanjutnya.
Keputusan The Fed kali ini menjadi perhatian utama pelaku pasar global karena akan menentukan arah pergerakan dolar AS, yield obligasi, serta arus modal ke negara berkembang, termasuk Indonesia.

