[Medan | 21 November 2024] Harga emas kembali melesat pada perdagangan hari Rabu (20/11/2024) didorong oleh eskalasi ketegangan perang Rusia-Ukraina. Adapun harga emas naik 0,6% menjadi US$2.628,76 per ounce, level tertinggi sejak 11 November, atau sepekan terakhir.
Sebagai informasi, ketegangan memuncak setelah Ukraina untuk pertama kalinya meluncurkan rudal jarak jauh yang dipasok oleh Amerika Serikat ke wilayah Rusia pada Selasa (19/11/2024). Rusia melaporkan berhasil menembak jatuh lima dari enam rudal yang diarahkan ke fasilitas militer di wilayah Bryansk. Salah satu puing rudal sempat memicu kebakaran, meskipun tidak ada korban jiwa atau kerusakan serius.
Situasi geopolitik yang memburuk ini memicu investor global untuk mengamankan aset mereka di instrumen safe haven seperti emas, yang dianggap lebih stabil di tengah ketidakpastian. Selain itu, pelemahan dolar AS akibat memburuknya hubungan antara AS dan Rusia turut mendukung kenaikan harga emas. Hal ini terjadi setelah AS memberikan persetujuan bagi Ukraina untuk menggunakan rudal jarak jauh ATACMS dalam konflik tersebut.
Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden memberikan persetujuan ke Ukraina untuk menggunakan ATACMS ke dalam Rusia, persis dua bulan sebelum ia lengser dan digantikan Donald Trump. Army Tactical Missile System (ATACMS) sendiri dibuat Lockheed Martin Corporation dan dikembangkan sejak perang dingin, mampu mencapai target hingga 300 kilometer (km) dan dilengkapi hulu ledak kelas WDU-18 seberat 226 kilogram.
Adapun Goldman Sachs memproyeksikan bahwa harga emas bisa menembus level US$3.000 per ounce pada tahun 2025. Proyeksi ini didasarkan pada kemungkinan penurunan suku bunga The Fed yang dapat mendorong aliran dana masuk ke pasar emas. Selain itu, ketegangan perdagangan yang meningkat diperkirakan akan memicu kembali minat spekulatif terhadap logam mulia ini.