[Medan | 23 September 2024] Harga minyak mentah mengalami peningkatan pada perdagangan Senin (23/9/2024) akibat kekhawatiran konflik di Timur Tengah yang dapat mengganggu pasokan dari wilayah produksi utama. Pada pukul 09:10 WIB, harga Brent tercatat naik 0,6% ke posisi US$ 74,94 per barel, sedangkan West Texas Intermediate (WTI) menguat 0,66% menjadi US$ 71,47 per barel.
Kenaikan ini dipicu oleh ketegangan yang meningkat antara Israel dan kelompok milisi yang didukung Iran, yang berpotensi melibatkan Iran sebagai salah satu produsen minyak utama di kawasan tersebut. Pada Minggu lalu, Hizbullah – kelompok yang didukung Iran dan berbasis di Lebanon – meluncurkan roket ke wilayah utara Israel setelah mengalami serangan intensif dari Israel. Konflik ini meningkat setelah ribuan perangkat komunikasi milik Hizbullah meledak. Meski insiden ini banyak dikaitkan dengan Israel, pihak Israel belum memberikan konfirmasi atau bantahan resmi.
Selain itu, harga minyak juga didukung oleh pemotongan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (The Fed) dan penurunan pasokan minyak di AS setelah Badai Francine. The Fed memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin menjadi 4,75-5,0%, lebih besar dari perkiraan banyak pihak.
Pemangkasan suku bunga ini biasanya mendorong aktivitas ekonomi dan permintaan energi. Namun, para analis dan pelaku pasar khawatir langkah tersebut mencerminkan kekhawatiran bank sentral terhadap perlambatan pasar tenaga kerja. The Fed memproyeksikan pemotongan suku bunga sebesar 50 basis poin lagi pada akhir tahun ini, penurunan sebesar satu persen pada tahun depan, dan pengurangan setengah persen pada tahun 2026.