[Medan | 6 September 2023] Birmingham, yang merupakan kota terbesar kedua di Inggris Raya, mengumumkan bangkrut pada hari Selasa (6/9/2023), dan menutup semua pengeluaran kecuali untuk layanan-layanan yang dianggap penting. Kebangkrutan tersebut pun terjadi karena kota itu mengalami defisit usai dituntut untuk membayarkan klaim upah setara atau equal pay senilai £760 juta atau setara dengan Rp 14,6 triliun.
Wakil Ketua Dewan Kota Birmingham, Sharon Thompson, pun memperkirakan bahwa kota tersebut akan menghadapi kekurangan dana sekitar £87 juta untuk tahun keuangan 2023-2024. Menurutnya, masalah ini sebenarnya sudah berlangsung lama, termasuk masalah gaji yang selama ini terus bergulir. Ia juga menyalahkan sebagian Partai Konservatif yang berkuasa di Inggris, dengan mengatakan bahwa Birmingham telah kehilangan £1 miliar pendanaan oleh pemerintahan konservatif yang beruntun.
Di sisi lain, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengatakan masalah tersebut adalah tugas dewan-dewan yang dipilih secara lokal untuk mengelola anggaran mereka sendiri. Menurutnya, pemerintah telah terlibat secara teratur dengan mereka untuk tujuan tersebut dan telah menyatakan kekhawatiran tentang pengaturan tata kelola dan meminta jaminan dari pemimpin dewan tentang penggunaan uang pajak terbaik.
Sebagai informasi, Birmingham sendiri merupakan kota multikultural yang terbesar di Inggris Tengah. Dikemas dengan sejarah, seni dan budaya, kota yang hidup ini adalah pusat kekuatan manufaktur global, tempat kelahiran Revolusi Industri, dan dikenal di era Victoria sebagai ‘Workshop of the World’. Kota Birmingham juga menjadi tuan rumah Commonwealth Games tahun lalu, sebuah acara olahraga besar bagi negara-negara Persemakmuran, dan dijadwalkan menjadi tuan rumah Kejuaraan Atletik Eropa 2026.