[Medan | 19 Desember 2024] Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sedang menyelidiki dugaan kasus korupsi terkait dana Corporate Social Responsibility (CSR) di Bank Indonesia (BI). Pada Senin (16/12/2024), KPK menggeledah beberapa ruangan di kantor BI, termasuk ruang kerja Gubernur Bank Indonesia.
KPK mengungkapkan bahwa terdapat dua tersangka dalam kasus ini, yang melibatkan dugaan penyelewengan dana CSR oleh BI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Deputi Penindakan KPK, Rudi Setiawan, mengonfirmasi bahwa salah satu tersangka merupakan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengakui bahwa kasus ini memberikan dampak terhadap sentimen pasar keuangan, yang turut melemahkan nilai tukar rupiah hingga menembus level Rp 16.000 per dolar AS dalam beberapa hari terakhir. Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra, menilai bahwa meskipun penggeledahan kantor BI tidak berkaitan langsung dengan kebijakan moneter, hal ini dapat mengganggu fokus BI dalam pengelolaan kebijakannya.
Pada Rabu (18/12/2024), nilai tukar rupiah kembali melemah terhadap dolar AS setelah Rapat Dewan Gubernur BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 6%. Rupiah tercatat melemah 0,16% ke level Rp 16.085 per dolar AS pada penutupan perdagangan. Sepanjang hari, rupiah berfluktuasi di kisaran Rp 16.075 hingga Rp 16.120 per dolar AS, menjadikannya pelemahan terdalam sejak Agustus 2024, saat rupiah mencapai Rp 16.160 per dolar AS.
Untuk menstabilkan nilai tukar, Bank Indonesia berencana membeli Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder senilai Rp 150 triliun melalui operasi moneter. Perry Warjiyo juga menyatakan bahwa jumlah pembelian SBN dapat melebihi angka tersebut, tergantung pada kebutuhan pasar.