[Medan | 26 Mei 2025] Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali melontarkan ancaman kebijakan dagang yang kontroversial. Dalam unggahannya di media sosial pada Jumat, 23 Mei 2025, Trump menyatakan niatnya untuk mengenakan tarif impor sebesar 50% terhadap seluruh produk asal Uni Eropa, serta 25% terhadap barang-barang Apple, kecuali iPhone diproduksi di dalam negeri.
Pernyataan ini muncul di tengah mandeknya negosiasi perdagangan antara AS dan Uni Eropa, dan jika diterapkan, tingkat tarif terhadap sekutu lama AS ini akan melampaui tarif terhadap China, yang justru baru saja dipotong menjadi 30% dalam rangka menjalin kembali dialog dengan Beijing.
Trump dikabarkan kecewa dengan lambannya kemajuan dalam pembicaraan dagang, meskipun Uni Eropa sudah menawarkan skema pemangkasan tarif hingga nol persen secara timbal balik. Namun demikian, Trump tetap bersikukuh mempertahankan tarif minimum sebesar 10% terhadap mayoritas barang impor dari Eropa.
Kebijakan Trump ini dianggap bertentangan dengan strategi para penasihatnya, yang sebelumnya mendorong pendekatan agresif terhadap China dan kerja sama yang lebih erat dengan sekutu. Namun, ancaman tarif yang terus dilontarkan justru menunjukkan arah yang sebaliknya.
Marcel Fratscher, Kepala German Institute for Economic Research, memperingatkan bahwa Uni Eropa kemungkinan akan menghadapi tarif lebih tinggi daripada China, dan menyarankan agar Eropa mempertimbangkan koalisi dagang dengan China dan negara lainnya untuk menghadapi tekanan dari Washington.
Selain itu, Apple menjadi salah satu target utama, karena masih memproduksi iPhone di Asia. Trump menegaskan bahwa iPhone yang dijual di AS seharusnya dibuat di dalam negeri. Jika tidak, produk Apple akan dikenai tarif 25%. Perusahaan-perusahaan besar lain seperti Amazon dan Walmart juga berada dalam daftar pengawasan pemerintah AS terkait produksi luar negeri.
Pernyataan ini juga menyoroti kontradiksi dari narasi Trump sebelumnya, yang menyebut bahwa tarif dibebankan pada negara pengekspor. Padahal secara nyata, biaya tarif dibayar oleh importir dan biasanya diteruskan ke konsumen dalam bentuk harga yang lebih tinggi.
Trump menyebut bahwa kebijakan tarif terhadap Apple, Samsung, dan produsen smartphone lainnya akan mulai berlaku pada akhir Juni 2025.