[Medan | 22 April 2025] Neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus sebesar US$ 4,33 miliar pada Maret 2025. Angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan surplus bulan sebelumnya sebesar US$ 3,10 miliar, meskipun sedikit lebih rendah dari capaian Maret 2024 yang sebesar US$ 4,58 miliar.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, menyatakan bahwa capaian ini menandai surplus perdagangan Indonesia selama 59 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
Nilai ekspor Indonesia pada Maret 2025 tercatat sebesar US$ 23,25 miliar, naik 5,95% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm) dan tumbuh 3,16% secara tahunan (year-on-year/yoy). Sementara itu, impor mencapai US$ 18,92 miliar, meningkat 0,38% mtm dan 5,34% yoy.
Surplus terbesar berasal dari sektor nonmigas yang mencatatkan nilai US$ 6 miliar, didorong oleh komoditas utama seperti lemak dan minyak hewan/nabati, bahan bakar mineral, serta besi dan baja. Di sisi lain, neraca migas mencatat defisit sebesar US$ 1,67 miliar akibat tingginya impor minyak mentah dan hasil olahan minyak.
Tiga negara penyumbang surplus terbesar terhadap neraca perdagangan Indonesia adalah Amerika Serikat (US$ 1,98 miliar), India (US$ 1 miliar), dan Filipina (US$ 714,1 juta). Sementara defisit terbesar tercatat dalam perdagangan dengan Tiongkok (US$ 1,1 miliar), Australia (US$ 353,2 juta), dan Thailand (US$ 195,4 juta).