[Medan | 23 Agustus 2024] Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada Kuartal II-2024 mengalami perbaikan, yang memperkuat ketahanan eksternal negara. Pada kuartal ini, NPI mencatat defisit sebesar US$ 600 juta, jauh lebih rendah dibandingkan dengan defisit US$ 6 miliar yang tercatat pada Kuartal I-2024.
Asisten Gubernur BI, Erwin Haryono, menjelaskan bahwa perbaikan ini didorong oleh peningkatan transaksi modal dan finansial yang mencatat surplus, serta defisit transaksi berjalan yang tetap terkendali. Dengan demikian, posisi cadangan devisa pada akhir Juni tetap tinggi, mencapai US$ 140,2 miliar, setara dengan pembiayaan 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada jauh di atas standar kecukupan internasional yang sekitar 3 bulan impor.
Erwin juga menekankan bahwa defisit transaksi berjalan tetap rendah. Pada Kuartal II-2024, defisit transaksi berjalan tercatat sebesar US$ 3 miliar (0,9% dari PDB), sedikit lebih besar dibandingkan defisit US$ 2,4 miliar (0,7% dari PDB) pada Kuartal I-2024. Kenaikan surplus neraca perdagangan barang didukung oleh penurunan defisit neraca perdagangan migas dan stabilnya surplus neraca perdagangan nonmigas.
Ekspor nonmigas terus tumbuh positif berkat perbaikan harga komoditas dan meningkatnya permintaan dari mitra dagang utama, sementara impor nonmigas tetap stabil seiring dengan aktivitas ekonomi domestik yang terjaga. Namun, defisit neraca jasa mengalami peningkatan, terutama disebabkan oleh meningkatnya defisit jasa perjalanan (travel) terkait dengan pelaksanaan ibadah haji 2024. Selain itu, defisit neraca pendapatan primer juga meningkat akibat pembayaran dividen dan bunga/kupon yang mengikuti pola kuartalan.
Lebih lanjut, Erwin menyampaikan bahwa kinerja transaksi modal dan finansial menunjukkan perbaikan di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang tinggi. Pada Kuartal II-2024, transaksi modal dan finansial mencatat surplus sebesar US$ 2,7 miliar, berbalik dari defisit US$ 1,6 miliar pada Kuartal I-2024. Peningkatan ini terutama didukung oleh aliran masuk modal asing dalam investasi portofolio di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.
Ke depan, BI akan terus mencermati dinamika perekonomian global yang dapat mempengaruhi prospek NPI dan akan memperkuat respons bauran kebijakan. BI akan bekerja sama erat dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memperkuat ketahanan sektor eksternal. NPI diperkirakan akan tetap terjaga dengan transaksi berjalan berada dalam kisaran defisit rendah antara 0,1% hingga 0,9% dari PDB.
Selain itu, neraca transaksi modal dan finansial diprediksi akan terus mencatat surplus, didukung oleh peningkatan aliran masuk modal asing, baik dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) maupun investasi portofolio, seiring dengan persepsi positif investor terhadap prospek ekonomi nasional dan daya tarik imbal hasil investasi.