[Medan | 16 Mei 2024] Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa neraca perdagangan Indonesia pada April 2024 kembali mencatat surplus sebesar US$ 3,56 miliar. Dengan pencapaian ini, neraca perdagangan RI telah mencatat surplus selama 48 bulan berturut-turut atau empat tahun beruntun. Namun, surplus ini mengalami penurunan sebesar 5,17% dibandingkan dengan bulan sebelumnya (month on month/ MoM).
Menurut Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, surplus neraca perdagangan pada April 2024 lebih banyak ditopang oleh komoditas nonmigas, dengan nilai sebesar US$ 5,175 miliar. Komoditas utama penyumbang surplus ini meliputi bahan bakar mineral (HS 27), lemak atau minyak hewan nabati (HS 15), serta besi dan baja (HS 72). Sementara itu, neraca perdagangan komoditas migas mencatat defisit sebesar US$ 1,61 miliar, dengan hasil minyak dan minyak mentah menjadi komoditas penyumbang utama defisit tersebut.
Pudji juga menyebutkan bahwa neraca perdagangan Indonesia pada April 2024 mengalami surplus terbesar dengan tiga negara mitra utama, yaitu India sebesar USD 1,461 miliar, Amerika Serikat senilai USD 1,09 miliar, dan Filipina sebesar USD 699 juta. Neraca perdagangan Indonesia pada April 2024 ini juga didorong oleh nilai ekspor yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai impor.
Adapun pada April 2024, nilai ekspor Indonesia tercatat sebesar US$ 19,62 miliar, yang menurun sebesar 12,97% MoM dibandingkan bulan sebelumnya. Sedangkan nilai impor Indonesia tercatat sebesar US$ 16,06 miliar, mengalami penurunan sebesar 10,60% MoM dibandingkan bulan sebelumnya.