v[Medan | 16 Agustus 2024] Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus sebesar US$ 0,47 miliar pada Juli 2024. Meskipun masih surplus, jumlah ini lebih rendah US$ 1,92 miliar dibandingkan dengan Juni 2024 dan US$ 0,82 miliar lebih rendah dari Juli 2023.
Surplus pada Juli 2024 ini didukung oleh surplus di sektor non-migas yang mencapai US$ 2,61 miliar, dengan kontribusi utama dari komoditas bahan bakar mineral (HS27), lemak dan minyak hewan/nabati (HS15), serta besi baja (HS72).
Ekspor Indonesia pada Juli 2024 tercatat sebesar US$ 22,21 miliar, naik 6,55% dibandingkan Juni 2024, dan tumbuh 6,46% secara tahunan. Peningkatan ekspor bulan ini terutama didorong oleh lonjakan ekspor non-migas pada komoditas bijih logam, terak, dan abu (HS26), yang meningkat sebesar 3.973,44% dengan kontribusi 3,32%.
Sementara itu, nilai impor Indonesia pada Juli 2024 mencapai US$ 21,74 miliar, naik 17,82% dibandingkan dengan Juni 2024, dan meningkat 11,07% dibandingkan dengan Juli 2023. Impor migas tercatat sebesar US$ 3,56 miliar, meningkat 8,78% dibandingkan bulan sebelumnya, sedangkan impor non-migas mencapai US$ 18,18 miliar, naik 19,76% dibandingkan bulan sebelumnya.