[Medan | 17 Februari 2025] Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa surplus neraca perdagangan barang Indonesia pada Januari 2025 mencapai US$ 3,45 miliar, meningkat US$ 1,21 miliar dibandingkan bulan sebelumnya dan naik US$ 1,45 miliar dari periode yang sama tahun lalu.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, mengungkapkan bahwa Indonesia mencatatkan surplus perdagangan dengan Amerika Serikat (AS), India, dan Filipina, sementara defisit terdalam terjadi dalam perdagangan dengan China, Australia, dan Ekuador.
Surplus perdagangan dengan AS mencapai US$ 1,57 miliar, didorong oleh ekspor mesin dan perlengkapan elektrik, pakaian dan aksesoris rajutan, serta alas kaki. Sementara itu, dengan India, surplus tercatat sebesar US$ 772,3 juta, terutama berasal dari ekspor bahan bakar mineral, bahan kimia anorganik, serta lemak dan minyak nabati/hewani. Adapun surplus perdagangan dengan Filipina mencapai US$ 729,1 juta, dengan komoditas utama berupa kendaraan dan bagiannya, bahan bakar mineral, serta lemak dan minyak nabati/hewani.
Di sisi lain, Indonesia mengalami defisit neraca perdagangan dengan beberapa negara, terutama China, yang mencatatkan defisit sebesar US$ 1,77 miliar, didorong oleh impor mesin dan peralatan mekanis, perlengkapan elektronik, serta plastik dan produk turunannya.
Defisit dengan Australia tercatat sebesar US$ 185,2 juta, terutama berasal dari impor serealia, logam mulia dan perhiasan, serta bahan bakar mineral. Sementara itu, defisit perdagangan dengan Ekuador mencapai US$ 133,8 juta, dengan impor terbesar berupa kakao dan olahannya, tembakau dan rokok, serta bijih logam, terak, dan abu.