[Medan | 22 Juli 2024] Investasi surat utang (obligasi) korporasi diprediksi akan tetap diminati oleh investor pada semester II-2024. Faktor yang mempengaruhi adalah pertumbuhan ekonomi yang positif dan ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed.
CEO Pinnacle Investment Indonesia (PT Pinnacle Persada Investama), Guntur Putra, menyatakan bahwa suku bunga acuan yang tinggi menyebabkan kupon obligasi korporasi di pasar juga tinggi. Setelah kenaikan suku bunga pada April 2024, investor tertarik untuk masuk dan mendapatkan kupon tinggi tersebut. Namun, jika suku bunga turun di akhir tahun, kupon tinggi mungkin tidak tersedia lagi. Oleh karena itu, investor memanfaatkan momen ini untuk berinvestasi sebelum suku bunga diturunkan.
Guntur menambahkan bahwa obligasi masih menarik bagi investor pada semester II-2024. Namun, stabilitas dan pertumbuhan ekonomi Indonesia juga menjadi faktor penting yang perlu dipertimbangkan karena dapat memberikan sentimen positif terhadap obligasi.
Berinvestasi di obligasi dianggap menarik karena risikonya relatif terukur, yang ditunjukkan oleh peringkat kredit dari masing-masing instrumen dan perusahaan penerbit (emiten). Tingkat kupon sangat bergantung pada kondisi dan profil risiko masing-masing emiten, terutama dari sisi kualitas kredit.
Suhindarto, Kepala Divisi Riset Ekonomi Pefindo, mencatat bahwa penerbitan obligasi korporasi pada akhir semester I-2024 tumbuh 33,29% secara year on year (YoY), meningkat dari Rp 45,99 triliun menjadi Rp 61,29 triliun. Sebagian besar penerbitan tersebut adalah obligasi korporasi.
Pada semester kedua, Suhindarto memperkirakan penerbitan obligasi korporasi akan lebih ramai dibandingkan semester I-2024, karena nilai jatuh tempo pada semester II-2024 mencapai Rp 85,01 triliun, lebih tinggi dibandingkan Rp 65,45 triliun pada semester I-2024.
Suhindarto menyatakan bahwa semester II-2024 adalah momen menarik bagi investor untuk meraih kupon tinggi di pasar obligasi korporasi sebelum pemangkasan suku bunga. Rata-rata tingkat kupon pada 2024 mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya karena suku bunga acuan yang lebih tinggi. Kenaikan kupon terjadi pada seluruh tenor dan peringkat obligasi korporasi.