[Medan | 24 September 2025] Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) merevisi ke atas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam Interim Report OECD Economic Outlook edisi September 2025.
Dalam laporan terbaru, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan mencapai 4,9% pada 2025 dan 2026. Angka ini lebih tinggi 0,2 poin persentase dari laporan Juni 2025 untuk tahun 2025, dan 0,1 poin persentase untuk 2026.
OECD menilai tren suku bunga acuan yang semakin rendah menjadi faktor utama yang mendorong revisi positif tersebut, karena berpotensi meningkatkan arus investasi ke dalam negeri. Selain itu, pelonggaran kebijakan moneter dan dukungan investasi publik juga diperkirakan menjadi penopang laju pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.
Namun, proyeksi pertumbuhan yang lebih tinggi juga disertai dengan perkiraan kenaikan inflasi. OECD memperkirakan inflasi Indonesia naik dari 1,9% pada 2025 menjadi 2,7% pada 2026, didorong oleh depresiasi nilai tukar rupiah yang memengaruhi harga-harga domestik.
Secara global, OECD juga merevisi naik proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia dari 2,9% menjadi 3,2% pada 2025. Perekonomian dunia dinilai lebih tangguh dari perkiraan semula berkat belanja pemerintah China, investasi terkait kecerdasan buatan (AI) di Amerika Serikat, serta dorongan front-loading atau percepatan impor sebelum tarif perdagangan baru diterapkan.
Meskipun begitu, pertumbuhan global tetap lebih rendah dibandingkan 3,3% pada 2024, dan diperkirakan kembali melambat menjadi 2,9% pada 2026 seiring berhentinya efek front-loading dan meningkatnya hambatan perdagangan.