[Medan | 4 Desember 2025] Bursa saham Wall Street menguat didorong ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunga pada pertemuan kebijakan terakhir tahun 2025.
Indeks S&P 500 naik 0,3% pada penutupan perdagangan Rabu waktu setempat, diikuti kenaikan Nasdaq 100 sebesar 0,2%. Indeks Dow Jones menguat 0,9%, sementara MSCI World Index turut naik 0,4%.
Prospek pelonggaran kebijakan moneter semakin kuat setelah data terbaru menunjukkan perlambatan pasar tenaga kerja AS, yang memicu penurunan imbal hasil obligasi dan pelemahan dolar. Lebih dari 350 saham di S&P 500 ditutup menguat, meskipun sebagian saham berkapitalisasi besar bergerak melemah.
Saham Nvidia tertekan setelah CEO Jensen Huang menyampaikan ketidakpastian mengenai penerimaan chip H200 di Tiongkok jika AS melonggarkan pembatasan. Sementara itu, saham Microsoft turun 2,5% seiring laporan penurunan permintaan beberapa perangkat berbasis kecerdasan buatan.
Obligasi pemerintah AS menguat, mendorong yield tenor dua tahun turun di bawah 3,5%. Dolar AS mengalami pelemahan harian terbesar sejak September.
Data ketenagakerjaan menunjukkan perusahaan-perusahaan AS melakukan pemutusan hubungan kerja terbesar sejak awal 2023, meningkatkan kekhawatiran terhadap pendinginan pasar kerja. Aktivitas sektor jasa meningkat tipis, sementara indeks harga yang dibayarkan jatuh ke posisi terendah tujuh bulan terakhir.
Pelaku pasar kini menilai peluang kuat bahwa The Fed akan melanjutkan pemangkasan suku bunga untuk ketiga kalinya berturut-turut, seiring kebutuhan menyeimbangkan pelemahan tenaga kerja dan inflasi yang masih berada di level tinggi.
Sejumlah analis pasar menilai tren data ekonomi pekan ini cukup konsisten dengan ekspektasi pemotongan suku bunga, dan tidak ada rilis data yang diperkirakan dapat mengubah sentimen tersebut. Pelemahan dolar berpotensi berlanjut, terutama terhadap mata uang berimbal hasil rendah seperti yen, yang ikut menguat seiring rally pasar obligasi.

