[Medan | 30 April 2025] Realisasi investasi Indonesia pada kuartal I-2025 tercatat sebesar Rp465,2 triliun, setara dengan 24,4% dari target tahunan 2025 sebesar Rp1.905,6 triliun. Menurut Menteri Investasi dan Kepala BKPM, Rosan Roeslani, capaian ini tumbuh 15,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy) dan meningkat 2,7% secara kuartalan (qoq).
Investasi asing langsung (PMA) berkontribusi sebesar Rp230,4 triliun atau 49,3% dari total, sementara Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai Rp234,8 triliun atau 50,5%, mencatatkan pertumbuhan tahunan 19,1%.
Sektor-sektor utama pendorong PMA meliputi industri logam dasar, transportasi, dan pertambangan—didorong oleh meningkatnya ketertarikan investor asing sejak diberlakukannya larangan ekspor bijih nikel pada 2020, yang mendukung penguatan rantai pasok kendaraan listrik nasional.
Singapura menjadi investor asing terbesar dengan nilai USD4,6 miliar, disusul oleh Hong Kong (USD2,2 miliar), Tiongkok (USD1,8 miliar), Malaysia (USD1,0 miliar), dan Amerika Serikat (USD1,0 miliar).
Dari sisi lokasi, Jawa Barat memimpin realisasi PMA dengan USD2,2 miliar, diikuti Sulawesi Tengah (USD1,9 miliar), DKI Jakarta (USD1,7 miliar), Maluku Utara (USD1,4 miliar), dan Banten (USD1 miliar). Secara geografis, wilayah luar Jawa mendominasi dengan nilai Rp235,9 triliun (50,7%) dan tumbuh 17,4% yoy, sementara investasi di Pulau Jawa sebesar Rp229,3 triliun (49,3%) meningkat 14,3% yoy.
Lima sektor dengan nilai investasi terbesar adalah industri logam dasar dan barang logam non-mesin (Rp67,3 triliun), transportasi dan telekomunikasi (Rp66,5 triliun), pertambangan (Rp48,6 triliun), jasa lainnya (Rp41,0 triliun), serta sektor properti dan kawasan industri (Rp37,5 triliun).