[Medan | 15 Mei 2025] Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Maret 2025 mencapai 5,5% secara tahunan (yoy), lebih tinggi dari proyeksi BI sebelumnya sebesar 0,5%. Namun, pencapaian tersebut masih lebih rendah dibandingkan Maret 2024 yang tumbuh 9,3% (yoy).
Padahal, periode Maret tahun ini bertepatan dengan momentum Ramadan dan Idulfitri yang secara historis menjadi pendorong utama konsumsi ritel. Penurunan ini mengindikasikan melemahnya daya beli masyarakat, yang kemungkinan disebabkan oleh tekanan pendapatan, kenaikan harga barang, atau faktor ketidakpastian ekonomi lainnya.
Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet, menilai bahwa lemahnya penjualan eceran di tengah momentum Ramadan menunjukkan kondisi sektor riil yang sedang tertekan. Ia memperkirakan bahwa konsumsi rumah tangga pada kuartal II/2025 akan melambat dibandingkan kuartal sebelumnya.
Lebih lanjut, Yusuf menambahkan bahwa pengusaha cenderung menunda ekspansi kapasitas produksi karena prospek permintaan yang melemah, ditambah ketidakpastian global yang masih membayangi akibat perang dagang yang dipicu oleh kebijakan tarif Amerika Serikat.