[Medan | 3 Februari 2025] Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akhirnya menerapkan kebijakan tarif impor yang telah lama direncanakan terhadap barang-barang dari Kanada, Meksiko, dan China. Pada Sabtu (1/2/2025), Trump menandatangani perintah yang mengenakan tarif sebesar 25% untuk impor dari Meksiko dan Kanada, serta tarif 10% untuk produk asal China.
Sebagai tanggapan, China berencana menentang kebijakan ini dengan membawa permasalahan tersebut ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Kementerian Keuangan dan Perdagangan China menegaskan bahwa mereka akan mengambil “tindakan balasan” yang belum dirinci sebagai respons terhadap kebijakan tarif Trump.
Dalam pernyataannya, Kementerian Perdagangan China menyebut bahwa langkah Trump “sangat melanggar” aturan perdagangan internasional dan mendesak AS untuk membuka dialog serta memperkuat kerja sama. Pengajuan gugatan ke WTO dipandang sebagai langkah simbolis, serupa dengan yang dilakukan China terhadap Uni Eropa terkait tarif kendaraan listrik buatan China. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, menegaskan bahwa tidak ada pemenang dalam perang dagang.
Sementara itu, Kanada dan Meksiko juga bersiap untuk membalas kebijakan tarif AS. Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, mengumumkan bahwa negaranya akan mengenakan tarif sebesar 25% terhadap barang-barang AS, mencakup berbagai produk seperti minuman hingga peralatan. Trudeau menjelaskan bahwa tarif balasan ini akan mencakup barang senilai C$155 miliar (US$107 miliar), dengan C$30 miliar mulai berlaku pada Selasa, bersamaan dengan penerapan tarif Trump, dan sisa C$125 miliar dalam 21 hari berikutnya.
Presiden Meksiko, Claudia Sheinbaum, juga telah menginstruksikan penerapan tarif balasan. Dalam unggahannya di platform X, Sheinbaum menyatakan bahwa pemerintah Meksiko lebih memilih dialog daripada konfrontasi dengan AS, tetapi merasa perlu untuk merespons kebijakan tarif Trump dengan langkah serupa.