[Medan | 14 Mei 2025] Goldman Sachs memangkas peluang resesi di Amerika Serikat (AS) menjadi 35% dari sebelumnya 45%, setelah tercapainya kesepakatan dagang sementara antara Washington dan Beijing. Bank investasi terkemuka ini juga merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi AS pada 2025 menjadi 1%, naik dari prediksi sebelumnya sebesar 0,5%.
Pembaruan ini datang setelah pemerintahan Presiden Donald Trump mengumumkan penangguhan tarif pembalasan terhadap produk China selama 90 hari. Kesepakatan ini dicapai dalam pertemuan dagang antara AS dan China di Jenewa, yang menghasilkan pengurangan tarif secara signifikan. Tarif impor AS atas produk China turun dari 145% menjadi 30%, sementara tarif China atas barang-barang AS dipangkas dari 125% menjadi 10%.
Penundaan pemberlakuan tarif ini diperkirakan dapat meredakan tekanan terhadap pertumbuhan ekonomi AS dan mengurangi gangguan dalam rantai pasok produksi. Goldman Sachs juga memperkirakan bahwa pemerintahan AS akan mengumumkan lebih banyak kesepakatan dagang dengan negara lain dalam waktu dekat, yang dapat semakin mengurangi beban tarif terhadap sektor manufaktur dan konsumsi domestik.
Namun, Goldman juga menyesuaikan proyeksi waktu pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed). Sebelumnya diperkirakan terjadi pada Juli 2025, kini The Fed dinilai baru akan mulai menurunkan suku bunga pada Desember 2025. Penyesuaian ini dilakukan karena potensi pelemahan ekonomi tampak lebih terukur dan tidak seekstrem yang dikhawatirkan sebelumnya.