[Medan | 15 Oktober 2025] Gubernur Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengisyaratkan bahwa bank sentral Amerika Serikat akan memangkas suku bunga acuan sebesar 0,25% lagi pada akhir Oktober, meski penutupan sebagian pemerintahan (shutdown) membuat kemampuan The Fed untuk menilai kondisi ekonomi menjadi terbatas.
Dalam pidatonya di pertemuan tahunan National Association for Business Economics (NABE) pada Selasa (14/10/2025) waktu setempat, Powell menilai prospek ekonomi tidak banyak berubah sejak pertemuan September lalu ketika The Fed menurunkan suku bunga pertama kalinya sejak Desember 2024 dan memproyeksikan dua kali pemangkasan lagi tahun ini.
Julia Coronado, pendiri firma riset MacroPolicy Perspectives dan mantan ekonom The Fed, mengatakan pemangkasan suku bunga bulan ini hampir pasti terjadi. Ia menilai risiko pelemahan di pasar tenaga kerja masih tinggi.
Powell menyoroti laju perekrutan yang terus melambat dan memperingatkan bahwa pasar tenaga kerja kini mendekati titik di mana penurunan jumlah lowongan kerja akan berdampak pada kenaikan tingkat pengangguran. Ia menyebut periode kuat di pasar tenaga kerja telah berakhir dan risiko meningkatnya pengangguran mulai nyata.
Ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga tidak banyak berubah setelah pernyataan tersebut. Berdasarkan kontrak berjangka dana federal, peluang pemangkasan pada akhir bulan ini mencapai hampir 100%.
Pemotongan suku bunga The Fed pada September lalu menandai awal pelonggaran kebijakan moneter setelah periode inflasi tinggi dan perlambatan signifikan dalam perekrutan selama musim panas. Meski demikian, tingkat pengangguran masih relatif rendah di level 4,3% pada Agustus.
Departemen Tenaga Kerja AS menunda rilis laporan penggajian September akibat shutdown, namun tetap memanggil kembali sebagian staf untuk menyiapkan data indeks harga konsumen (CPI) yang akan dirilis akhir bulan ini.
Yelena Shulyatyeva, ekonom senior Conference Board, menilai meningkatnya risiko pelemahan di sektor tenaga kerja menjadi alasan utama The Fed melanjutkan pemangkasan. Ia mengatakan risiko terhadap sisi tenaga kerja kini lebih besar dan hal itu akan mendorong keputusan kebijakan dalam waktu dekat.
The Fed dijadwalkan kembali menggelar rapat FOMC pada 28–29 Oktober. Dalam proyeksi dot plot September, sebagian besar pejabat memprediksi dua kali pemangkasan lagi tahun ini, meski sembilan di antaranya menilai satu kali atau bahkan tanpa pemangkasan tambahan sudah cukup.
Kepala Ekonom KPMG Diane Swonk menilai perbedaan pandangan tersebut menunjukkan ketidakpastian yang tinggi. Ia mengatakan The Fed belum memiliki arah pasti untuk kebijakan jangka panjang.
Ketiadaan data ekonomi resmi akibat shutdown juga menambah tantangan bagi The Fed dalam menilai keseimbangan antara stabilitas harga dan lapangan kerja. Powell mengakui kondisi ini meningkatkan risiko kesalahan kebijakan karena inflasi masih di atas target 2% sementara pasar tenaga kerja mulai melemah.
Powell menambahkan bahwa The Fed kini menggunakan sumber data alternatif dari sektor swasta, namun menegaskan data resmi pemerintah tetap menjadi acuan utama dalam pengambilan keputusan. Ia juga mengindikasikan bahwa bank sentral dapat menghentikan pengurangan neraca keuangan (quantitative tightening) dalam beberapa bulan ke depan untuk menjaga likuiditas di pasar pendanaan jangka pendek.