[Medan | 16 Oktober 2024] Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan bahwa investasi di Indonesia mencapai Rp 431,48 triliun pada kuartal III-2024, meningkat 15,24% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Dibandingkan dengan kuartal II-2024, realisasi investasi ini hanya tumbuh sebesar 0,72%.
Menteri Investasi/BKPM, Rosan Roeslani, menyatakan bahwa realisasi investasi dari Juli hingga September hanya mencapai 26,15% dari target Presiden Jokowi, yaitu Rp 1.650 triliun. Ia merinci bahwa dari total investasi tersebut, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) berkontribusi Rp 198,83 triliun atau 46,08%, sementara Penanaman Modal Asing (PMA) menyumbang Rp 232,65 triliun atau 53,92%.
Secara geografis, investasi di luar Pulau Jawa masih mendominasi, dengan porsi 50,70% atau setara Rp 218,78 triliun. Sementara itu, Pulau Jawa mencatat investasi sebesar Rp 212,70 triliun, atau 49,30% dari total investasi pada kuartal III-2024.
Dari sisi sektor, industri transportasi, pergudangan, dan telekomunikasi menjadi penyumbang terbesar dengan nilai investasi Rp 58,04 triliun. Disusul oleh industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya dengan Rp 55,87 triliun, serta sektor pertambangan sebesar Rp 44,64 triliun.
Berdasarkan wilayah, DKI Jakarta mencatat investasi terbesar dari PMA dan PMDN dengan total Rp 71,35 triliun, diikuti oleh Jawa Barat (Rp 56,58 triliun), Jawa Timur (Rp 39,69 triliun), Sulawesi Tengah (Rp 38,79 triliun), dan Banten (Rp 25,19 triliun). Dari sisi negara, Singapura menjadi investor terbesar dengan nilai US$ 5,50 miliar, disusul Hong Kong (US$ 2,24 miliar), China (US$ 1,86 miliar), Malaysia (US$ 0,99 miliar), dan Amerika Serikat (US$ 0,84 miliar).