[Medan | 15 April 2025] Cadangan devisa Indonesia pada akhir Maret 2025 tercatat sebesar meningkat US$ 2,6 miliar menjadi US$ 157,1 miliar dari sebelumnya US$ 154,5 miliar. Angka cadangan devisa tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang masa.
Kenaikan ini ditopang oleh penerimaan dari sektor pajak dan jasa, serta penarikan pinjaman luar negeri oleh pemerintah, di tengah langkah Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global.
Dengan posisi tersebut, Indonesia memiliki bantalan eksternal yang kokoh, karena cadangan devisa saat ini mampu membiayai 6,7 bulan impor atau 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Angka ini jauh melampaui ambang batas aman internasional sebesar 3 bulan impor.
Bank Indonesia menyatakan bahwa level cadangan devisa ini mencerminkan kekuatan sektor eksternal dan menjadi fondasi penting bagi kestabilan ekonomi makro dan sistem keuangan nasional secara keseluruhan.
Dari sisi pasar keuangan, lonjakan cadangan devisa menjadi sinyal positif bagi investor, khususnya di pasar obligasi. Stabilitas nilai tukar dan menurunnya risiko investasi mendorong minat asing terhadap surat utang negara, sehingga menjadikan yield obligasi Indonesia semakin kompetitif di mata investor global.
Lebih jauh, cadangan devisa yang solid berperan penting dalam menjaga kestabilan Rupiah, meredam inflasi dari barang impor, serta memperkuat kapasitas pemerintah dalam memenuhi kewajiban luar negeri. Stabilitas ini mendukung iklim investasi dan kepercayaan dunia usaha untuk melakukan ekspansi.
Tingginya cadangan devisa juga memberi ruang gerak lebih luas bagi Bank Indonesia dalam mengelola kebijakan suku bunga. Dengan inflasi yang tetap terkendali dan nilai tukar stabil, BI memiliki peluang untuk mempertahankan atau menurunkan suku bunga guna mendorong pertumbuhan ekonomi tanpa risiko gejolak pasar yang berlebihan.