IkutinIkutinIkutin
  • Ekonomi
  • Tren
  • Teknologi
  • Newsletter
  • Data Pasar
  • Lowongan
  • Kontak
IkutinIkutin
  • Ekonomi
  • Tren
  • Teknologi
  • Newsletter
  • Data Pasar
  • Lowongan
  • Kontak
Jelajah
  • Ekonomi
  • Tren
  • Teknologi
  • Newsletter
  • Data Pasar
  • Lowongan
  • Kontak
Follow US
2024 ©️ Fawz Finansial Indonesia. All Rights Reserved.
Ekonomi

RI Kembali Deflasi di Februari 2025, BI Bakal Pangkas Suku Bunga?

By Aurelia Tanu 3 months ago Ekonomi
Image source: AP/ ekonomi.bisnis.com
SHARE

[Medan | 4 Maret 2025] Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami deflasi sebesar 0,48% month-to-month (mtm) pada Februari 2025, melanjutkan tren deflasi dari Januari yang mencapai 0,76% mtm. Secara tahunan, Indonesia mencatat deflasi 0,09% year-on-year (yoy), sementara secara tahun kalender (year-to-date), deflasi mencapai 1,24%.

Penurunan harga terbesar berasal dari sektor perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, yang mengalami deflasi 3,59% dan memberikan kontribusi 0,52% terhadap deflasi. Diskon tarif listrik menjadi faktor dominan, dengan kontribusi deflasi 0,67%. Selain itu, harga pangan bergejolak juga berperan dalam tren ini, terutama penurunan harga daging ayam ras (-0,06%), bawang merah (-0,05%), dan cabai merah (-0,04%).

Namun, terdapat beberapa komoditas yang masih mengalami kenaikan harga dan berkontribusi terhadap inflasi. Tarif air minum PAM (+0,03%), emas perhiasan (+0,08%), dan penyesuaian harga bensin (+0,03%) menjadi faktor pendorong inflasi di tengah tren deflasi nasional.

Deflasi tahunan yang jarang terjadi dalam dua dekade terakhir ini seharusnya membuka peluang bagi Bank Indonesia (BI) untuk memangkas suku bunga acuan guna mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, faktor eksternal, termasuk tekanan pada rupiah yang hampir mencapai titik terlemah sepanjang masa pekan lalu, membuat analis meragukan kemungkinan tersebut.

Tamara Mast Henderson dari Bloomberg Economics menilai bahwa deflasi ini bersifat sementara, terutama karena dipicu oleh diskon tarif listrik, bukan akibat penurunan permintaan masyarakat. Oleh karena itu, BI kemungkinan akan lebih fokus pada inflasi inti dalam pengambilan kebijakan, sehingga peluang menahan suku bunga lebih besar ketimbang menurunkannya.

Dengan begitu, investor dan pelaku pasar masih perlu mencermati kebijakan BI ke depan. Jika BI tetap mempertahankan suku bunga, pasar obligasi mungkin tidak akan mendapatkan dorongan tambahan dalam jangka pendek. Namun, jika tekanan terhadap rupiah mereda, peluang pemangkasan BI Rate bisa kembali terbuka di kuartal berikutnya.

 

You Might Also Like

AS dan China Mulai Negosiasi Tarif di London

Aliran Modal Asing Keluar RI Tembus Rp 4,48 Triliun di Awal Juni 2025

Trump Menyukai Xi Jinping, Tapi Sebut Sulit Diajak Negosiasi

OECD Proyeksi Ekonomi Indonesia Hanya Tumbuh 4,7% di Tahun 2025

Prabowo Luncurkan Insentif, Pertumbuhan Ekonomi RI Bisa Sentuh 5%?

TAGGED: deflasi, deflasi Februari, Indeks Harga Konsumen (IHK), suku bunga BI
Aurelia Tanu March 4, 2025 March 4, 2025
Previous Article Saham Big Bank Kompak Melesat, Gara-gara JP Morgan?
Next Article Emiten Hashim Djojohadikusumo WIFI Berencana Bawa Anak Usahanya IPO
Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

IkutinIkutin
Komplek CitraLand Gama City, Madison Avenue, Blok R6 No. 90, Deli Serdang, Sumatera Utara, Indonesia
adbanner
AdBlocker Terdeteksi
Kami dengan hormat meminta Anda mempertimbangkan untuk memasukkan situs web kami ke dalam daftar putih AdBlocker, karena situs tersebut beroperasi dengan dukungan iklan. Keputusan Anda untuk memasukkan situs kami ke dalam daftar putih akan memberikan kontribusi besar dalam mempertahankan operasinya.
Okay, I'll Whitelist
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?