[Medan | 9 Desember 2025] Robinhood Markets, Inc., perusahaan layanan keuangan asal Amerika Serikat, segera resmi masuk ke pasar modal Indonesia melalui rencana akuisisi PT Buana Capital dan PT Pedagang Aset Kripto (Coinvest), pedagang aset digital berlisensi di Indonesia. Langkah ini menandai ekspansi Robinhood di Asia Tenggara dan memperkuat strategi pertumbuhan global perusahaan.
Patrick Chan, Head of Asia Robinhood, menyampaikan bahwa Indonesia merupakan salah satu pasar paling menarik untuk perdagangan saham dan aset digital, seiring pertumbuhan jumlah investor dan perkembangan ekosistem teknologi finansial. Hingga akhir Oktober 2025 terdapat 19 juta investor pasar modal dan 17 juta investor kripto, menjadikan Indonesia sebagai pasar retail terbesar di kawasan. Sepanjang tahun, IHSG telah naik 22,94% (YTD) dan menjadi kinerja terbaik ketiga di ASEAN.
Jumlah investor pasar modal meningkat 4,28 juta investor baru, tumbuh 58,4% yoy, dengan komposisi usia 54,25% di bawah 30 tahun dan 26,42% berusia 30–41 tahun. Sementara nilai transaksi aset kripto mencapai Rp 409,56 triliun per Oktober 2025, naik 27,6% secara bulanan.
Patrick menegaskan bahwa Robinhood ingin menghadirkan inovasi dan akses yang lebih luas bagi investor Indonesia, memanfaatkan pengalaman perusahaan dalam membangun basis pengguna lebih dari 26 juta investor ritel di Amerika Serikat. Pieter Tanuri dari Buana Capital dan Coinvest akan tetap terlibat sebagai penasihat strategis setelah proses akuisisi selesai.
Presiden Direktur Buana Capital Benny Hardiman Setiabrata menilai kolaborasi dengan Robinhood akan membuka peluang peningkatan literasi dan inklusi keuangan di Indonesia, khususnya melalui model perdagangan tanpa komisi yang menjadi ciri utama Robinhood.
Setelah akuisisi, Robinhood akan tetap melayani klien brokerage eksisting dengan produk keuangan domestik. Dalam jangka panjang dan setelah persetujuan regulator, Robinhood berencana memperkenalkan layanan perdagangan sendiri, termasuk akses ke saham AS, aset kripto global, dan instrumen investasi internasional lainnya.
Proses akuisisi masih menunggu persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan regulator terkait. Transaksi ditargetkan selesai pada paruh pertama 2026.
Respons Regulator dan Bursa
Kepala Departemen Pengawasan Lembaga Efek OJK Edi Broto menyatakan masuknya Robinhood ke Indonesia berpotensi meningkatkan persaingan industri, menurunkan biaya layanan, memperluas diversifikasi produk, dan mendorong transfer teknologi. OJK menekankan pentingnya kepatuhan terhadap regulasi lokal, perlindungan investor, keamanan data, dan pemasaran yang bertanggung jawab.
Direktur Jenderal Stabilitas & Pengembangan Sektor Keuangan Kemenkeu Masyita Crystallin mengatakan kehadiran Robinhood selaras dengan upaya pemerintah memperkuat ekosistem pasar keuangan. Ia juga menyampaikan rencana demutualisasi Bursa Efek Indonesia pada 2026 sebagai bagian dari reformasi pasar keuangan yang lebih luas.
Direktur BEI Risa E Rustam menilai kemitraan Robinhood dan Buana Capital akan memberdayakan investor dengan akses lebih luas ke teknologi investasi modern dan meningkatkan inklusi keuangan nasional.
