[Medan | 20 Februari 2025] Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,29% ke level Rp 16.325 per dolar Amerika Serikat (AS) pada akhir perdagangan Rabu (19/2/2025).
Rupiah mengalami pelemahan terdalam di antara mata uang Asia lainnya, diikuti oleh yuan China yang turun 0,13%, baht Thailand melemah 0,12%, dolar Taiwan turun 0,02%, dan won Korea yang terkoreksi 0,01%.
Sementara itu, beberapa mata uang Asia justru menguat terhadap dolar AS, seperti yen Jepang yang naik 0,29%, peso Filipina yang menguat 0,19%, ringgit Malaysia yang naik 0,04%, serta dolar Hong Kong yang menguat tipis 0,004%.
Pengamat Forex, Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif dan cenderung melemah dalam kisaran Rp 16.260 hingga Rp 16.320 per dolar AS. Pelemahan ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor eksternal dan domestik.
Dari sisi global, ketidakpastian terkait kebijakan tarif perdagangan Presiden AS Donald Trump masih membayangi pasar keuangan, mendorong investor untuk beralih ke aset safe haven seperti dolar AS.
Sementara dari dalam negeri, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) pada 18-19 Februari 2025 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) di level 5,75% guna menjaga stabilitas makroekonomi. Selain itu, perombakan Kabinet Merah Putih oleh Presiden Prabowo Subianto juga menambah ketidakpastian pasar, karena pelaku pasar masih menanti arah kebijakan ekonomi pemerintahan baru.