IkutinIkutinIkutin
  • Ekonomi
  • Tren
  • Teknologi
  • Newsletter
  • Data Pasar
  • Lowongan
  • Kontak
IkutinIkutin
  • Ekonomi
  • Tren
  • Teknologi
  • Newsletter
  • Data Pasar
  • Lowongan
  • Kontak
Jelajah
  • Ekonomi
  • Tren
  • Teknologi
  • Newsletter
  • Data Pasar
  • Lowongan
  • Kontak
Follow US
2024 ©️ Fawz Finansial Indonesia. All Rights Reserved.
Ekonomi

Rupiah Makin Dekati Level Rp 16.000, Apa Penyebabnya?

By Aurelia Tanu 6 months ago Ekonomi
Image source: AP/ market.bisnis.com
SHARE

[Medan | 13 Desember 2024] Rupiah kembali terdepresiasi terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (12/12/2024), mencatatkan pelemahan keempat kali berturut-turut sejak awal pekan ini. Pada perdagangan Kamis, rupiah melemah 0,06% ke level Rp15.920/US$, dengan fluktuasi nilai tukar sepanjang hari berada di rentang Rp15.920/US$ hingga Rp15.950/US$.

Faktor utama yang menekan pergerakan mata uang rupiah adalah sentimen global terkait inflasi konsumen AS dan ekspektasi terhadap kebijakan suku bunga The Fed. Data terbaru Indeks Harga Konsumen (CPI) AS untuk November menunjukkan kenaikan 2,7% yoy, sesuai dengan perkiraan. Sementara itu, Core CPI, yang tidak termasuk makanan dan energi, naik 3,3%, juga sesuai dengan ekspektasi pasar.

Meskipun inflasi AS masih berada di atas target The Fed sebesar 2%, data ini memperkuat keyakinan pasar bahwa The Fed akan memangkas suku bunga dalam pertemuan pada 18 Desember mendatang. Inflasi AS telah mengalami penurunan signifikan sejak mencapai puncaknya di 9,1% pada Juni 2022, yang merupakan level tertinggi dalam 40 tahun, dan penurunan ini terjadi secara bertahap selama dua tahun terakhir. Inflasi tercatat terendah di angka 2,4% pada September, kemudian sedikit naik menjadi 2,6% pada Oktober dan 2,7% pada November.

Setelah rilis data ini, peluang pemangkasan suku bunga oleh The Fed semakin besar, dengan probabilitas yang tercatat lebih dari 98,6%, naik dari 89% sebelumnya menurut perangkat CME FedWatch.

Selain itu, pasar juga mengamati data klaim pengangguran AS, yang diperkirakan menurun menjadi 220.000 klaim dari 224.000 klaim pada pekan sebelumnya. Penurunan ini mencerminkan pemulihan pasar tenaga kerja AS, yang menambah tekanan terhadap mata uang di pasar negara berkembang, termasuk rupiah.

Sentimen dari Eropa juga menambah tekanan terhadap rupiah, dengan prediksi bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) akan kembali memangkas suku bunga acuannya pada hari berikutnya, yang akan menjadi pemangkasan keempat kalinya tahun ini. Kebijakan ini menunjukkan percepatan pelonggaran moneter di Zona Euro, sehingga menarik minat investor terhadap aset yang berdenominasi euro.

 

You Might Also Like

Keyakinan Konsumen RI Turun di Mei 2025, Terendah Sejak 2022

Menang Banding, Tarif Trump Tetap Berlaku

Trump Sebut Kesepakatan Dagang AS-China Sudah Tercapai

Inflasi AS Lebih Rendah dari Ekspektasi, The Fed Bakal Tahan Suku Bunga?

Cadangan Devisa Indonesia Mei 2025 Stabil di US$ 152,5 Miliar

TAGGED: mata uang Rupiah, nilai tukar Rupiah, Rupiah, rupiah hari ini
Aurelia Tanu December 12, 2024 December 13, 2024
Previous Article Saham AADI Anjlok Lagi, Sudah Waktunya Serok?
Next Article Siap IPO, MR DIY (MDIY) Patok Harga IPO Rp1.650 per Saham
Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

IkutinIkutin
Komplek CitraLand Gama City, Madison Avenue, Blok R6 No. 90, Deli Serdang, Sumatera Utara, Indonesia
adbanner
AdBlocker Terdeteksi
Kami dengan hormat meminta Anda mempertimbangkan untuk memasukkan situs web kami ke dalam daftar putih AdBlocker, karena situs tersebut beroperasi dengan dukungan iklan. Keputusan Anda untuk memasukkan situs kami ke dalam daftar putih akan memberikan kontribusi besar dalam mempertahankan operasinya.
Okay, I'll Whitelist
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?