[Medan | 21 Agustus 2024] Di tengah optimisme pasar mengenai kemungkinan pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Sentral AS, The Fed, pada September 2024, Donny Lukito, Kepala Penjualan Treasury dan Pasar Global Bank Mega, memperkirakan bahwa Bank Indonesia (BI) kemungkinan akan menahan tingkat BI Rate dalam Rapat Dewan Gubernur BI pada Agustus 2024.
Berdasarkan konsensus dari 36 ekonom yang dihimpun oleh Bloomberg, hanya dua ekonom yang memprediksi BI akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps), sementara sisanya memproyeksikan bahwa BI akan mempertahankan suku bunganya di level 6,25%.
Adapun pada penutupan perdagangan hari Senin (19/8/2024), rupiah tercatat berada di level Rp 15.545 per dolar AS, mengalami penguatan sebesar 0,89% dari penutupan sebelumnya. Ini adalah level terkuat rupiah dalam enam bulan terakhir, sejak 15 Februari 2024.
Ekonom Bloomberg Economics, Tamara M. Henderson, menyatakan bahwa meskipun rupiah telah menguat secara signifikan sejak Rapat Dewan Gubernur (RDG) Juli lalu, mata uang ini masih rentan terhadap ketidakpastian investor yang menunggu keputusan The Fed tentang penurunan suku bunga. Selain itu, ada kekhawatiran bahwa kebijakan fiskal mungkin tidak akan terlalu berhati-hati di bawah pemerintahan baru yang mulai menjabat pada Oktober mendatang.
Ekonom Citi, Helmi Arman, memperkirakan bahwa penurunan suku bunga BI akan berlangsung lebih lambat dibandingkan dengan The Fed. The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga sebanyak 50 bps masing-masing pada September dan November. Sementara itu, BI mungkin akan memulai pemangkasan sebesar 25 bps pada September, dengan total penurunan BI Rate diperkirakan mencapai 125 bps hingga pertengahan 2025.