[Medan | 29 Oktober 2024] Nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS terus melemah di pasar spot, bahkan mencapai level Rp 15.700 per dolar AS. Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Senin (28/10/2024), Rupiah dibuka turun 0,46% menjadi Rp 15.719.
Sepanjang hari, Rupiah tetap tertekan hingga penutupan perdagangan, sejalan dengan penguatan indeks DXY dan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah setelah Israel melancarkan serangan udara terhadap Iran pada Sabtu (26/10/2024).
Pada Sabtu pagi, militer Israel melancarkan serangan udara di Iran, dan warga Teheran melaporkan adanya beberapa ledakan di sekitar ibu kota. Serangan ini meningkatkan kekhawatiran global akan potensi perang lebih luas di Timur Tengah, terutama karena konflik Israel dengan Hamas di Gaza sudah berlangsung selama dua tahun, sementara pertempuran juga terjadi dengan Hizbullah di Lebanon selatan.
Arab Saudi telah menyerukan agar pihak-pihak yang bertikai menahan diri secara maksimal dan meminta masyarakat internasional mengambil langkah untuk meredakan ketegangan di wilayah tersebut. Naiknya risiko geopolitik membuat investor cenderung menghindari aset berisiko, beralih ke instrumen yang lebih aman.
Selain itu, pelaku pasar sedang menantikan data lowongan kerja AS, yang diperkirakan turun menjadi 7,92 juta dari sebelumnya 8,04 juta. Data ini akan menjadi indikator penting bagi arah kebijakan moneter Federal Reserve ke depannya. Sentimen eksternal, terutama perkembangan situasi di Timur Tengah dan data ekonomi AS, akan terus mempengaruhi pergerakan Rupiah serta kebijakan The Fed di masa mendatang.