[Medan | 30 Oktober 2024] Nilai tukar rupiah terus melemah hingga ditutup di level Rp 15.771 per dolar AS pada akhir perdagangan Selasa (29/10/2024), turun 0,3% dari penutupan hari Senin (28/10) di Rp 15.724 per dolar AS. Pelemahan ini membuat rupiah menjadi mata uang dengan penurunan terdalam di Asia.
Pelemahan ini disebabkan oleh perhatian pasar terhadap ketegangan yang terjadi di Timur Tengah serta antisipasi terhadap kemungkinan kemenangan Donald Trump dalam Pemilihan Presiden AS minggu depan. Kemenangan Trump diperkirakan bisa memicu kembali perang dagang, membawa sentimen negatif bagi ekonomi global, dan mendorong dolar AS sebagai aset yang lebih aman.
Para pelaku pasar juga menantikan rilis serangkaian data ekonomi AS, dimulai dengan survei ketenagakerjaan (JOLTS opening) dan Indeks Keyakinan Konsumen AS. Selain itu, investor mengamati situasi di Jepang setelah kabar mengejutkan bahwa koalisi yang dipimpin Partai Demokrat Liberal (LDP) gagal memperoleh mayoritas parlemen untuk pertama kalinya sejak 2009.
Pasar juga menunggu perkembangan dari China, karena langkah-langkah stimulus terbaru pemerintah belum berhasil meningkatkan keyakinan terhadap pemulihan ekonomi. Fokus pasar sekarang tertuju pada rilis data indeks manajer pembelian China pada Kamis mendatang untuk indikasi lebih lanjut. Menurut Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, rupiah diperkirakan akan bergerak fluktuatif dan ditutup melemah pada kisaran Rp 15.760 hingga Rp 15.870 per dolar AS pada perdagangan Rabu (30/10/2024).