[Medan | 18 Januari 2024] Bank Indonesia (BI) telah memutuskan untuk menahan suku bunga acuan BI 7-Days Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 6% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang digelar pada 16 dan 17 Januari 2024. Selain menahan suku bunga acuan, BI juga menahan suku bunga deposit facility di level 5,25% dan suku bunga lending facility di level 6,75%.
Sebagai informasi, BI sudah menahan suku bunga acuannya selama empat bulan berturut-turut sejak Oktober 2023. Adapun Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan bahwa keputusan tersebut diambil sebagai langkah konsistensi BI dalam menjaga stabilitas ekonomi dan keuangan, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global yang masih berlangsung.
Perry menjelaskan bahwa ketidakpastian global masih memerlukan respons melalui kebijakan moneter karena pertumbuhan ekonomi dunia masih mengalami perlambatan, meskipun ketidakpastian di pasar keuangan telah mereda. Proyeksi pertumbuhan ekonomi global pun diprediksi sebesar 3,0% pada tahun 2023 dan diperkirakan melambat menjadi 2,8% pada tahun 2024.
Di sisi lain, meskipun ekonomi Amerika Serikat (AS) dan India terus menunjukkan kekuatan dengan dukungan dari konsumsi rumah tangga dan investasi, Perry menyebutkan bahwa ekonomi China, salah satu mitra dagang utama Indonesia, mengalami perlambatan akibat lemahnya konsumsi rumah tangga dan investasi. Hal ini merupakan dampak dari pelemahan kinerja sektor properti dan keterbatasan stimulus fiskal.
Bank Indonesia (BI) sendiri telah membuka peluang penurunan suku bunga acuan pada tahun 2024. Namun, Gubernur BI Perry Warjiyo belum memberikan penjelasan tentang kapan tepatnya penurunan suku bunga tersebut akan dilakukan. Pada pertemuan bulan Desember 2023, Perry hanya menyatakan bahwa pemangkasan suku bunga kemungkinan akan dimulai pada semester II-2024.