[Medan | 15 Oktober 2024] Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan bahwa ia kembali diminta untuk menjabat sebagai Menteri Keuangan dalam kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Hal ini terungkap dalam pertemuan keduanya yang berlangsung pada Senin malam (14/10/2024) di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta.
Sri Mulyani menjelaskan bahwa dirinya dan Prabowo telah beberapa kali bertemu untuk membahas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), serta mendengarkan program prioritas presiden dan wakil presiden terpilih. Menurutnya, Prabowo sangat memperhatikan situasi APBN dan dampaknya terhadap masyarakat.
Dalam diskusi tersebut, Sri Mulyani juga diminta membantu dalam penganggaran kementerian-kementerian yang akan mengalami perubahan nomenklatur, mengingat kabinet Prabowo akan memiliki beberapa kementerian baru. Ia juga menegaskan tidak ada pembicaraan terkait pemisahan Kementerian Keuangan, meskipun sebelumnya sempat beredar wacana mengenai pemisahan Ditjen Pajak dan Bea Cukai menjadi Badan Penerimaan Negara (BPN).
Sebagai informasi, Sri Mulyani adalah salah satu menteri keuangan dengan masa jabatan terpanjang di Indonesia. Ia mendapat pengakuan atas upayanya dalam mereformasi sistem perpajakan dan perannya dalam membantu Indonesia, sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara, melewati berbagai krisis, termasuk pandemi.
Merespons kabar ini, nilai tukar Rupiah menguat dan menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di Asia pada sore hari tersebut, naik 0,13% ke level Rp15.560 per dolar AS. Penguatan Rupiah disertai dengan kenaikan dolar Taiwan sebesar 0,07% dan dolar Hong Kong 0,03%. Sementara itu, mayoritas mata uang Asia lainnya masih tertekan, dengan Won Korea Selatan turun 0,49%, Peso Filipina melemah 0,46%, Yuan offshore turun 0,23%, Yuan Tiongkok melemah 0,20%, Ringgit Malaysia turun 0,15%, dan Dolar Singapura turun 0,11%.