[Medan | 24 Juli 2025] Asian Development Bank (ADB) tetap optimistis terhadap prospek ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian global. Dalam laporan terbarunya, ADB memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025 akan mencapai 5,0%, didukung oleh kuatnya konsumsi domestik, investasi, dan membaiknya permintaan ekspor.
Proyeksi ini tidak berubah dari estimasi sebelumnya yang dirilis April lalu. ADB menilai ketahanan ekonomi Indonesia cukup kuat dalam menghadapi tekanan eksternal, termasuk dari kebijakan perdagangan baru Amerika Serikat.
Presiden AS Donald Trump baru-baru ini resmi memberlakukan tarif impor 19% terhadap produk-produk asal Indonesia, setelah sebelumnya sempat mengancam tarif hingga 32%. Namun, ADB menilai bahwa tarif 19% ini tidak akan berdampak signifikan terhadap ekonomi Indonesia.
“Tarif tersebut masih dalam batas yang dapat ditoleransi, dan perekonomian Indonesia cukup tangguh untuk menghadapinya,” ujar Shantanu Chakraborty, Country Director ADB untuk Indonesia.
Menurut ADB, pertumbuhan Indonesia tahun ini akan tetap ditopang oleh kuatnya konsumsi rumah tangga serta pertumbuhan sektor industri dan infrastruktur. Selain itu, ADB menilai neraca eksternal Indonesia masih sehat, dengan cadangan devisa yang stabil serta defisit transaksi berjalan yang terkendali.
Di sisi inflasi, ADB memperkirakan akan tetap dalam kisaran target Bank Indonesia, yakni di bawah 3%, memberikan ruang bagi kebijakan moneter yang akomodatif guna mendorong pertumbuhan.
Tarif AS sebesar 19% memang menambah tekanan pada ekspor, namun ADB meyakini dampaknya akan terbatas karena pangsa ekspor Indonesia ke AS tidak sebesar ke Tiongkok dan negara Asia lainnya.