[Medan | 6 Desember 2024] Ketua The Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, menyatakan bahwa kondisi ekonomi Amerika Serikat saat ini lebih kuat daripada yang diperkirakan oleh bank sentral pada September 2024, ketika mereka mulai menurunkan suku bunga. Powell juga mengindikasikan bahwa ia mendukung pelambatan laju penurunan suku bunga di masa depan.
Pernyataan Powell ini disampaikan dalam wawancara setengah jam yang membahas kebijakan moneter dan ekonomi secara umum. Wawancara ini kemungkinan menjadi pernyataan terakhirnya sebelum pertemuan kebijakan The Fed yang dijadwalkan pada 17-18 Desember 2024, karena setelah itu dimulai periode tenang di mana pejabat The Fed tidak diperbolehkan berbicara mengenai kebijakan moneter hingga pertemuan dimulai.
Komentar dari beberapa pejabat The Fed minggu ini, termasuk Gubernur Christopher Waller, yang sebelumnya mengungkapkan kecenderungannya untuk melanjutkan pemotongan suku bunga, memberikan petunjuk kemungkinan adanya pengurangan suku bunga ketiga berturut-turut. Namun, beberapa pejabat lainnya belum berkomitmen untuk hasil tersebut.
Pernyataan Powell tampaknya sejalan dengan posisi kelompok pembuat kebijakan yang lebih berhati-hati, yang mayoritas mendukung pendekatan hati-hati terhadap pemotongan suku bunga. Hal ini sejalan dengan komentarnya pada pertengahan November 2024, ketika dia menyebutkan bahwa The Fed bisa mempertimbangkan penurunan suku bunga secara hati-hati tanpa terburu-buru.
Pejabat The Fed akan memperoleh data terbaru mengenai pasar tenaga kerja pada Jumat, 6 Desember 2024, dan data inflasi minggu depan. Data ini akan memainkan peran penting dalam keputusan kebijakan moneter pada pertemuan terakhir tahun ini dan dapat mempengaruhi proyeksi kebijakan mereka untuk tahun 2025.
Sementara itu, saat Powell berbicara, The Fed merilis survei yang menunjukkan bahwa bisnis di seluruh Amerika Serikat optimis terhadap peningkatan permintaan dalam beberapa bulan mendatang. Namun, survei tersebut juga mencatat kekhawatiran terkait dampak inflasi dari tarif yang mungkin diberlakukan oleh Presiden terpilih Donald Trump.