[Medan | 18 September 2023] Sebagian besar analis memproyeksikan bahwa Federal Reserve (The Fed) akan mempertahankan suku bunga acuannya di kisaran 5,25-5,50% dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang dijadwalkan pada tanggal 19-20 September 2023 mendatang.
Sebagai informasi, inflasi AS sebenarnya telah mengalami penurunan menjadi 3,3% dari puncaknya sekitar 7% pada musim panas lalu. Namun, sekalipun penurunan ini dianggap sebagai perkembangan positif, Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, menyatakan bahwa inflasi masih terlalu tinggi, dan suku bunga kemungkinan akan dinaikkan lebih lanjut untuk mengendalikan inflasi dan mendekatkan ke target 2%.
Para pejabat The Fed sendiri sebenarnya telah terpecah dalam menentukan bagaimana sikap suku bunga selanjutnya. Di satu sisi, ada yang berpendapat bahwa suku bunga yang ditetapkan sudah cukup. Tapi di sisi lain, ada yang berpendapat bahwa menghentikan suku bunga terlalu cepat dapat memicu kenaikan inflasi kembali. Adapun untuk saat ini, 89% ekonom memproyeksikan bahwa The Fed akan menahan suku bunganya pada pertemuan September mendatang.
Sementara itu, menurut pengamat pasar peuangan, Ariston Tjendra, Rupiah diperkirakan akan mengalami pelemahan ke level sekitar Rp 15.400 per dolar AS dan harga emas akan tertekan dalam minggu ini, karena dipengaruhi oleh keputusan Federal Reserve AS (The Fed) mengenai suku bunga.