Ketua The Fed, Jerome Powell pada hari Jumat (25/8/2023) mengatakan bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS) mungkin masih akan menaikkan suku bunganya untuk meredam inflasi yang masih terlalu tinggi. Sebagai informasi, The Fed telah menaikkan suku bunga sebesar 5,25 poin persentase sejak Maret 2022, dan inflasi berdasarkan ukuran pilihan The Fed pun telah turun menjadi 3,3% dari puncaknya sebesar 7% pada musim panas lalu.
Namun, sekalipun penurunan tersebut merupakan perkembangan yang cukup baik, Powell mengatakan bahwa inflasi masih terlalu tinggi, dan suku bunga pun diproyeksikan akan kembali dinaikkan demi membawa inflasi ke bawah target 2%. Sementara itu, Rupiah ditutup melemah 0,32% ke Rp 15.295 per dolar Amerika Serikat (AS) pada hari Jumat lalu.
Menurut Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana, Rupiah diperkirakan masih akan mengalami pelemahan pada awal pekan ini setelah pernyataan dari Powell. Meskipun begitu, penurunannya dinilai tidak akan terlalu dalam, sebab Bank Indonesia (BI) sendiri lebih mengutamakan stabilitas rupiah, sehingga BI tentunya akan melakukan intervensi apabila Rupiah tertekan lebih dalam. Adapun, Fikri memproyeksikan rupiah akan bergerak pada kisaran Rp 15.250 – Rp 15.450 per dolar AS.