[Medan | 31 Oktober 2024] Setelah tiga hari mengalami penurunan, Rupiah berhasil menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah dirilisnya data ketenagakerjaan AS dan Eropa yang memberikan harapan bagi pasar. Adapun Rupiah ditutup naik 0,41% pada level Rp15.690/US$ dalam perdagangan Rabu (30/10/2024).
Penguatan ini menjadikan Rupiah sebagai mata uang dengan peningkatan terbesar di Asia, diikuti oleh dolar Taiwan yang naik 0,25%. Selanjutnya, won Korea Selatan juga menguat 0,24%, dan peso Filipina meningkat 0,08%. Selain itu, yuan China mengalami kenaikan 0,04%, yen Jepang 0,03%, dan dolar Hongkong mencatatkan penguatan tipis sebesar 0,008%. Sementara itu, baht Thailand mengalami penurunan 0,22%, ringgit Malaysia turun 0,14%, rupee India melemah 0,01%, dan dolar Singapura juga terkoreksi tipis 0,008%.
Selain dipengaruhi oleh melemahnya indeks dolar AS, Rupiah tampak menguat di tengah penurunan jumlah lowongan pekerjaan di AS serta harapan terhadap laporan pertumbuhan ekonomi di zona Euro dan Amerika Serikat. Jumlah lowongan pekerjaan di AS turun menjadi 7,443 juta pada September 2024, di bawah ekspektasi pasar yang sebesar 7,99 juta, dan mencapai titik terendah sejak Januari 2021, yang mengindikasikan adanya perlambatan di pasar tenaga kerja AS.
Hal ini meningkatkan harapan bahwa tekanan upah akan berkurang, sehingga memungkinkan Bank Sentral AS, The Fed, untuk memangkas suku bunga acuan di akhir tahun. Di sisi lain, sentimen positif juga datang dari Eropa, di mana data pertumbuhan ekonomi zona Euro yang akan dirilis hari ini diperkirakan mengalami kenaikan menjadi 0,8% year-on-year (yoy) untuk kuartal III-2024, meningkat dari 0,6% yoy di kuartal sebelumnya.