[Medan | 8 Mei 2025] Bank sentral Amerika Serikat (AS) The federal Reserve (The Fed) kembali menahan suku bunganya di level 4,25-4,50% pada rapat yang digelar pada Rabu (7/5/2025) waktu setempat. Keputusan ini menjadi kali ketiga secara berturut-turut The Fed menahan suku bunga setelah terakhir memangkasnya pada Desember 2024.
Langkah ini diambil di tengah memburuknya sentimen ekonomi akibat kebijakan Presiden Donald Trump yang menerapkan tarif impor besar-besaran sejak awal April 2025. Kebijakan tersebut menyebabkan gangguan rantai pasok global dan meningkatkan ketidakpastian dalam dunia usaha, terutama di sektor manufaktur dan konsumsi.
Ketua The Fed, Jerome Powell, menegaskan bahwa bank sentral bersikap hati-hati dalam menentukan arah kebijakan berikutnya. Ia mengakui bahwa risiko terhadap stabilitas harga dan ketenagakerjaan meningkat, sehingga The Fed perlu lebih bersabar dalam merespons dinamika ekonomi yang sedang berlangsung.
Data terbaru menunjukkan bahwa ekonomi AS mulai melambat. Produk Domestik Bruto (PDB) AS terkontraksi sebesar 0,3% pada kuartal I-2025, kontraksi pertama sejak awal 2022, dan jauh lebih buruk dibandingkan pertumbuhan 2,4% pada kuartal sebelumnya. Selain itu, Indeks Keyakinan Konsumen AS yang diterbitkan The Conference Board juga turun tajam ke level 86,0 pada April 2025, menandai level terendah dalam lima tahun terakhir. Penurunan ini mencerminkan meningkatnya kekhawatiran masyarakat terhadap masa depan ekonomi.
Sementara itu, data PMI Manufaktur versi Institute for Supply Management (ISM) juga menunjukkan tren negatif, dengan angka April berada di level 48,7, sudah tiga bulan berturut-turut di bawah angka 50, yang menjadi batas antara ekspansi dan kontraksi.
Powell menyampaikan bahwa apabila tekanan terhadap inflasi dan perlambatan ekonomi terus berlanjut, maka target ganda The Fed, yakni stabilitas harga dan pasar tenaga kerja, sulit tercapai dalam waktu dekat. Oleh karena itu, ia membuka kemungkinan bahwa suku bunga tinggi akan dipertahankan lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya.