[Medan | 13 Juni 2024] Bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed), telah memutuskan untuk kembali menahan suku bunga acuan di level 5,25-5,50% dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang digelar pada 11 – 12 Juni 2024 waktu setempat.
Namun, The Fed merevisi proyeksi penurunan suku bunga, dari sebelumnya tiga kali menjadi hanya satu kali pada tahun 2024. Ketua The Fed, Jerome Powell, menyatakan bahwa meskipun data inflasi terbaru sudah mendekati target The Fed, komite akan menurunkan suku bunga hanya jika ada bukti yang cukup bahwa inflasi menuju stabil sekitar 2%.
Sebagai informasi, data menunjukkan bahwa inflasi AS melambat menjadi 3,3% (year on year/yoy) pada Mei 2024, turun dari 3,4% (yoy) pada April. Ini merupakan level inflasi terendah dalam tiga bulan terakhir dan lebih rendah dari proyeksi pasar sebesar 3,4% (yoy). Inflasi AS pun sebenarnya memang relatif stagnan, dimana inflasi AS pada Juli 2022 tercatat 3,2% (yoy) dan inflasi pada Juni 2023 tercatat 3,3% (yoy).
Selain mengumumkan kebijakan suku bunga, The Fed juga mengindikasikan rencana hanya satu kali pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin pada tahun ini, yang diperkirakan akan dilakukan paling lambat pada Desember 2024. Proyeksi ini jauh lebih rendah dibandingkan pada Maret 2024, yang dimana The Fed mengindikasikan ada tiga kali pemotongan dengan besaran 75 bps. Sementara untuk 2025, The Fed mengindikasikan pemangkasan yang lebih agresif, yaitu sebanyak empat kali pemotongan dengan besaran 100 bps sehingga suku bunga berada di angka 4,1% pada 2025.
Usai keputusan The Fed mempertahankan suku bunga, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia mengalami kenaikan pada perdagangan hari Kamis (13/6/2024). IHSG dibuka menguat di level 6.850 dan naik 0,58% menjadi 6.889 di awal perdagangan. Selain itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga menguat sedikit, dibuka naik 15 poin atau 0,09% menjadi Rp 16.280 per dolar AS dari sebelumnya Rp 16.295 per dolar AS.