[Medan | 2 Januari 2024] Bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed), telah memutuskan untuk kembali menahan suku bunga acuan di level 5,25-5,50% dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang digelar pada 30 – 31 Januari 2024 waktu setempat.
Keputusan The Fed untuk menahan suku bunga ini juga merupakan yang keempat kalinya dalam empat pertemuan terakhir. Sebagai informasi, The Fed telah mengerek suku bunga sebesar 525 bps sejak Maret 2022 hingga Juli tahun ini sebelum menahannya pada September, November, Desember 2023, dan Januari 2024.
The Fed dalam pernyataan resminya mengatakan bahwa pemangkasan suku bunga tidak layak dilakukan selama mereka belum yakin jika inflasi dapat mencapai target 2%. Dengan begitu, keinginan pelaku pasar melihat pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat sepertinya belum akan terwujud.
Adapun Chairman The Fed Jerome Powell dalam konferensi pers, mengatakan jika ekonomi AS saat ini masih sangat kuat. Dengan ekonomi dan inflasi AS yang masih kuat, Powell menegaskan bahwa The Fed belum cukup percaya diri untuk menurunkan suku bunga pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) Maret mendatang.
Sebagai informasi, inflasi AS kembali menguat ke 3,4% (year on year/yoy) pada Desember 2023, dari 3,1% (yoy) pada November, dan tingkat pengangguran berada di angka 3,7% per Desember 2023. Sementara itu, data non-farm payrolls menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja AS masih dalam kondisi panas dengan penambahan lapangan kerja sebanyak 216.000 pada Desember 2023, melampaui proyeksi pasar yang sebesar 170.000.
Merespon keputusan The Fed, analis dari Pepperstone, Micahel Brown, mengingatkan pelaku pasar bahwa The Fed tidak akan segera menurunkan suku bunga seperti yang diharapkan oleh sebagian pihak. Perangkat CMEFedWatch Tool pun menunjukkan bahwa pelaku pasar kini bertaruh 35,5% akan kemungkinan The Fed untuk memangkas suku bunga pada Maret tahun ini, angka yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan dua pekan sebelumnya yang berada di kisaran 70%.