[Medan | 16 April 2025] Pemerintahan Donald Trump resmi memulai proses investigasi untuk mengenakan tarif atas impor semikonduktor dan produk farmasi, sebagai bagian dari strategi memperluas perang dagang. Langkah ini diumumkan oleh Departemen Perdagangan AS melalui publikasi di Federal Register pada Senin, 14 April 2025.
Investigasi tersebut menjadi tahap awal sebelum pemberlakuan tarif, dan mencakup dua sektor strategis: semikonduktor—termasuk peralatannya—serta produk farmasi dan bahan baku obat, termasuk obat jadi. Penyelidikan ini dimulai sejak 1 April 2025 dan dilakukan berdasarkan Pasal 232 dari Trade Expansion Act, yang memberikan waktu hingga 270 hari bagi Departemen Perdagangan untuk menyusun laporan. Namun, Trump dan timnya menyatakan penyelidikan ini bisa selesai lebih cepat.
Trump telah lama menyoroti ketergantungan AS terhadap produksi cip dan obat di luar negeri sebagai potensi ancaman terhadap keamanan nasional. Ia mendorong penerapan tarif sebagai cara untuk menghidupkan kembali industri manufaktur domestik. Namun demikian, kebijakan ini berisiko memicu gangguan baru dalam rantai pasok global dan dapat memicu lonjakan harga barang kebutuhan masyarakat.
Jika tarif benar-benar diterapkan, industri semikonduktor global senilai lebih dari US$600 miliar bisa terdampak. Cip digunakan dalam berbagai perangkat mulai dari kendaraan, pesawat, hingga ponsel dan peralatan elektronik lainnya. Gangguan rantai pasok akibat pandemi yang belum sepenuhnya pulih bisa kembali terguncang oleh kebijakan ini.
Langkah ini juga muncul tak lama setelah pemerintahan Trump mengecualikan sementara tarif 145% atas impor produk teknologi seperti semikonduktor, ponsel, komputer, dan elektronik dari China. Meski dianggap menguntungkan perusahaan seperti Apple dan Nvidia, Trump menegaskan bahwa pengecualian ini bersifat sementara, dan tarif khusus untuk cip tetap dalam rencana.
Investigasi Departemen Perdagangan terhadap semikonduktor meliputi seluruh spektrum teknologi, mulai dari cip lama hingga cip canggih untuk kecerdasan buatan, serta peralatan pembuatannya dan produk elektronik yang mengandung cip. Jika diterapkan, tarif ini bisa berdampak besar bagi produsen asing seperti Taiwan Semiconductor Manufacturing Co (TSMC) dan SK Hynix asal Korea Selatan, yang bisa dipaksa menaikkan harga atau mengorbankan margin keuntungan.
Sementara itu, penyelidikan terhadap sektor farmasi mencakup semua jenis obat, baik generik maupun non-generik, serta bahan baku penting. Masyarakat diberikan waktu 21 hari untuk menyampaikan masukan terhadap kedua penyelidikan ini. Jika tarif diberlakukan, raksasa farmasi global seperti Merck & Co. dan Eli Lilly & Co. yang mayoritas produksinya berada di luar negeri, bisa terdampak signifikan.
Trump juga membuka kemungkinan pemberian pengecualian sementara atas tarif 25% untuk impor otomotif guna memberi waktu bagi perusahaan untuk memindahkan basis produksinya ke AS. Ini menandakan adanya ruang negosiasi dengan pelaku industri, dan tekanan serupa dari sektor teknologi dan farmasi kemungkinan akan segera muncul.