[Medan | 24 April 2025] Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengungkapkan niatnya untuk bersikap “sangat baik” kepada China dalam setiap pembicaraan perdagangan yang akan datang. Trump membuka peluang untuk menurunkan tarif jika kedua negara dapat mencapai kesepakatan. Pernyataan ini menunjukkan bahwa ia mungkin akan meredakan sikap keras terhadap Beijing, terutama di tengah ketegangan pasar yang tinggi.
Trump juga menyatakan bahwa tidak ada kebutuhan untuk bersikap keras terhadap Presiden China Xi Jinping. Selama pembicaraan perdagangan, dia menegaskan bahwa isu sensitif seperti Covid-19, yang sangat politis bagi Beijing, tidak akan diangkat. Hal ini memberi indikasi bahwa Trump cenderung menghindari topik yang bisa memperburuk hubungan dengan China selama negosiasi.
Komentar Trump datang setelah pasar saham dan obligasi AS terpukul akibat kebijakan tarif besar-besaran yang diberlakukannya pada 2 April. Sebagai informasi, Trump telah mengenakan tarif tambahan sebesar 145% pada banyak produk dari China, dengan pengecualian pada komputer dan barang elektronik konsumen, yang menunjukkan fleksibilitas dalam kebijakan dagang.
Sementara itu, China memilih untuk bersikap tegas. Sebagai respons terhadap tarif AS, Beijing telah menaikkan tarif impor terhadap barang AS hingga 125%, memasukkan lebih banyak perusahaan AS ke dalam daftar entitas yang tidak dapat dipercaya, dan membatasi ekspor mineral penting yang digunakan dalam produksi berbagai produk teknologi tinggi, seperti iPhone dan sistem rudal.
Adapun pada Rabu (23/4/2025), pemerintah China menyatakan kesiapan untuk kembali duduk di meja perundingan dengan AS. Pernyataan ini muncul sehari setelah Trump menyarankan bahwa tarif tinggi terhadap produk-produk asal China dapat diturunkan jika kedua negara berhasil mencapai kesepakatan dagang. Hal ini mendorong harapan bahwa ketegangan perdagangan yang telah berlangsung lama dapat mereda, memberi dampak positif pada pasar global.